REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menyuarakan keprihatinan atas keputusan pemerintah Cina yang melarang pegawai pemerintah dan mahasiswa berpuasa.
"Kami sangat prihatin dengan laporan dari diskriminasi dan pembatasan etnis dan agama minoritas di China, termasuk Uighur, khususnya selama bulan suci Ramadhan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (9/7).
Pada tanggal 2 Juli, pemerintah daerah Xinjiang melarang pegawai pemerintah dan mahasiswa dari puasa selama bulan Ramadhan. "Kami mendesak otoritas Cina untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan, menjunjung tinggi komitmen internasional Cina soal perlindungan terhadap kebebasan beragama dan hak asasi manusia universal," kata Psaki.