Puasa Sehat untuk Lansia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Chairul Akhmad

Selasa 08 Jul 2014 20:53 WIB

Wanita lansia. Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Wanita lansia.

REPUBLIKA.CO.ID, Ramadhan merupakan bulan yang paling ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Pada bulan itu, Allah telah menjanjikan banyak keberkahan.

Bahkan, sekecil apa pun perbuatan baik yang dilakukan, akan diberi pahala berlipat ganda.

Maka tak heran bila pada bulan puasa orang Islam berlomba-lomba mende kat kan diri kepada Allah. Termasuk mereka yang telah berusia lanjut (lansia). Kendati kondisi fisik semakin lemah, biasanya semangat beribadahnya justru menguat.

Sartika (79), misalnya, mengaku terus berpuasa, tanpa mengeluh meski usianya sudah tidak lagi muda. Perem puan yang tinggal di Bojonegoro, Jawa Timur, ini tetap kuat menahan lapar serta dahaga meski setiap pagi harus bertani di sawah sampai pukul 12.00 WIB. “Mataharinya panas sekali,” ujarnya dengan bahasa Indonesia yang kurang lancar.

Ia mengaku, tubuhnya tetap sehat walau berpuasa. Bahkan, nenek 10 cu cu ini tetap aktif mengikuti pengajian di luar rumahnya. Menurutnya, cukup percaya dengan Allah maka semua terasa mudah.

Sartika sempat operasi mata katarak beberapa waktu lalu. Ia juga mengaku operasi tersebut tak memengaruhi puasanya karena setiap tahun wanita yang sering dipanggil “Mbah Sarti” ini me mang selalu berpuasa. Tak ada ritual khu sus saat sahur dan berbuka puasa. “Bagi saya minum air putih dan ma kan yang cukup maka puasa akan lancar,” katanya.

Dokter Yeni Purnamasari dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD) menerangkan, bagi orang lansia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

“Kondisi tubuh para lansia, kan melemah karena metabolisme tu buhnya menurun,” ujarnya saat ditemui di kantornya di Ciputat, Tangerang Se latan, pekan lalu.

Setiap lansia rentan terkena beragam penyakit, seperti hipertensi, diabetes, asam urat, dan gagal ginjal, sehingga disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis sebelum berpuasa.

Menurut Yeni, minum air putih dengan cukup juga penting karena pada usia tak muda lagi, orang lebih mudah dehidrasi.

Meski begitu, pada lansia dengan riwayat sakit ginjal dan jantung, justru harus mengurangi cairan. “Semuanya mesti disesuaikan dengan riwayat pe nyakitnya. Hanya saja yang pasti, perlu asupan gizi yang cukup,” katanya.

Ia menambahkan, menu sahur dan berbuka puasa harus seimbang antara protein, karbohidrat, lemak, dan lainnya. Dokter Yeni menyarankan, para lansia yang tengah berpuasa harus cukup isti rahat dan tak boleh terlalu lelah. Hal ini karena biasanya pada usia lanjut sulit tidur.

Selanjutnya, Yeni berpesan agar para lansia tetap memantapkan niat selama berpuasa. “Kuncinya di niat. Puasa dapat meng urangi racun serta radikal bebas, asalkan niatnya sungguh-sungguh untuk berpuasa,” ujarnya.

Yeni mengungkapkan, menurut be berapa penelitian, biasanya para lansia semakin sehat setelah berpuasa. Asalkan, mereka tetap menjaga pola makan selama berpuasa.Puasa Sehat untuk Lansia

Terpopuler