REPUBLIKA.CO.ID, Islam tak mewajibkan anak-anak yang belum baligh untuk berpuasa pada bulan Ramadhan.
Meski demikian, kebanyakan orang tua sudah mulai mengajarkan ibadah itu sejak dini. Beragam cara digunakan para orang tua agar putra-putrinya memahami pentingnya menahan lapar dan dahaga pada waktu siang selama bulan Ramadhan.
Mustofa (42), misalnya, termasuk ibu yang mengajak anaknya puasa sejak kecil. "Kedua anak saya sudah berpuasa saat kelas 1 SD," ujarnya.
Ia menjelaskan, tak mudah menyuruh anak-anak berpuasa. Namun, dengan sedikit metode, mereka pun akhirnya bersedia untuk berpuasa.
Seperti kebanyakan orang tua lainnya, Mustofa pun menjanjikan hadiah menarik bila si anak dapat puasa sepanjang Ramadhan. Menurutnya, imbalan tersebut tak perlu mahal, yang penting disukai anak.
Ia bercerita, tak langsung meminta anak untuk puasa sehari penuh, tapi bertahap. Seminggu pertama, perempuan asal Lamongan ini membolehkan anaknya menahan haus dan lapar sampai Zhuhur atau sekitar pukul 12.00 WIB. Pada minggu berikutnya, anak dibolehkan makan serta minum dari pukul 12.00-13.00. Namun, setelah itu dilanjutkan puasanya hingga Maghrib dan begitu seterusnya.
Agar anak lebih bersemangat dan kuat menjalani ibadahnya, Mustofa selalu menyediakan makanan kesukaan mereka saat sahur dan berbuka puasa. Tak lupa menambahkan susu dan sayur, terutama saat sahur. "Alhamdulillah cara itu bisa membuat mereka bertanggung jawab dan sudah mulai berpuasa penuh seharian pada kelas 3 SD," ujarnya bercerita.
Para dokter spesialis anak pun tak melarang orang tua untuk mengajarkan buah hatinya berpuasa, asalkan tak memaksa. Dokter Rini, spesialis anak dari Rumah Sakit Graha Permata Ibu, mengatakan, puasa bagi anak memiliki pengaruh positif juga negatif, tergantung daya tahan tubuh anak.
"Sebenarnya kan puasa untuk anak targetnya untuk belajar. Oleh karena itu, tak perlu terlalu dipaksakan," ujarnya menegaskan.
Ia menambahkan, sejak di taman kanak-kanak (TK) atau sekitar usia lima tahun, anak sudah bisa dilatih berpuasa. Dokter Rini menyarankan, puasa anak dilakukan secara bertahap, bila hari ini anak hanya kuat tiga jam, besok ditambah menjadi empat jam, lalu lima jam, dan seperti itu selanjutnya. Jadi, sesuaikan dengan fisik anak.
Lebih lanjut ia menjelaskan, orang tua dapat mengarahkan anak untuk tidur atau melakukan permainan menyenangkan selama berpuasa. "Kegiatan semacam itu dapat mengurangi rasa lapar dan menambah imun anak," kata dokter Rini menjelaskan.
Terakhir, dokter Rini mengingatkan kepada para orang tua agar tetap memberikan asupan gizi dan jangan lupa memeberi susu kepada anak. Anak-anak yang selalu minum susu pada waktu tertentu biasanya akan mudah lemas saat puasa.
"Karena itu, orang tua harus membuat anak terbiasa tak minum susu pada waktu siang," ujar Rini.