Muslim AS Ajari Anak-Anak Berpuasa

Rep: c92/ Red: Agung Sasongko

Senin 07 Jul 2014 19:21 WIB

Sebuah masjid di AS Foto: AP Sebuah masjid di AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Generasi kedua Muslim tentu memiliki tantangan tersendiri ketika mereka menjalankan ibadah puasa. Ini artinya, umat Islam harus lebih sigap mempersiapkan generasi Muslim baru menghadapi tantangan tersebut.

Adam Alkhateeb misalnya, saat menjalani puasa, perutnya terasa sakit. Ia bertanya dalam hati, apa rasa sakit ini normal atau menandakan ada yang salah dengan perutnya. Ia pun berpikir untuk membatalkan puasa, namun ia harus menginfakkan uang kepada orang miskin.

“Ibuku bilang, ‘Jika berbahaya bagi kesehatan, batalkan puasamu. Tapi jika itu hanya karena kamu ingin makan, itu bukan alasan yang bagus untuk membatalkan puasa.” kata anak lelaki berumur 11 tahun yang tinggal di kota Fairfax dan telah melakukan Ramadhan ketiganya ini, seperti dilansir Washington Post, Senin (7/7).

“Saya berjalan lebih banyak dan menyadari, sebenarnya saya tidak sakit. Saya mencoba berpuasa jadi ketika saya sudah wajib berpuasa, saya sudah siap... Saya bangga melakukannya.”

Para pimpinan komunitas Muslim melihat masalah ini perlu segera dilakukan solusinya. Rujukannya jelas, Ramadhan merupakan momentum bagi generasi baru Muslim memperkokoh identitas Islam. Sebabnya, beberapa tahun belakangan, marak dimunculkan iklan Ramadhan. Sejumlah masjid juga membuat agenda khusus bagi anak-anak dan remaja. Demikian dengan media massa Islam yang mempublikasikan anak-anak yang berpuasa.

“Saya pikir ini bagian dari pemikiran bahwa kita perlu membuat anak-anak kita, anak-anak Muslim Amerika kita, mereka perlu memiliki bagian kaum Muslim tersebut...Kita ingin menunjukkan pada mereka, “Ini bagian dari identitas kamu.”,” kata Pemimpin Redaksi Muslim Link, Minhaj Hasan.

Muslim Link adalah adalah Koran dan website yang banyak membahas tentang komunitas Muslim di wilayah Washington dan Baltimore. Sekitar enam tahun yang lalu media ini mulai me-running tema Ramadhan dengan mempublikasikan 150 foto anak-anak. "Ini bagian dari tren umum untuk meningkatkan religiusitas dalam komunitas (Muslim). Ini masalah kebanggaan, seperti mengatakan ‘Anak saya puasa pertama kali"," kata dia.

Terpopuler