Pengungsi Suriah: Lebih Baik Berpuasa di Brasil

Red: Agung Sasongko

Senin 07 Jul 2014 18:13 WIB

Muslim Brasil shalat berjamaah di Mesquita da Luz, masjid pertama di Rio de Janeiro. Foto: AP Muslim Brasil shalat berjamaah di Mesquita da Luz, masjid pertama di Rio de Janeiro.

REPUBLIKA.CO.ID,  BRASILIA -- Euforia Piala Dunia tengah menjangkiti masyarakat Brasil, termasuk umat Islam. Namun, semangat meramaikan Ramadhan tetap ada meski tertutup hingar bingar pesta sepak bola sejagat. Bagi Nashawaty, pengungsi asal Suriah, berpuasa di Brasil lebih baik ketimbang di negaranya. "Dalam beberapa hal itu jauh lebih sulit di sini," katanya.

Berbeda dengan pengungsi Nashawaty Suriah, Bakhtear Binalam, dari Bangladesh, yang telah bekerja di Brasilia selama satu setengah tahun sebagai pelayan, puasa sambil melihat orang-orang yang makan dan minum sepanjang hari tidak masalah baginya.

"Bagi saya ini adalah ekspresi terbesar dari agama saya, jadi saya sangat senang melakukannya," katanya.

"Ini bukan hanya tentang puasa, tetapi juga tentang amal, tentang memberikan sebagian uang Anda untuk membantu orang miskin. "

Di Brasilia, banyak Muslim berkumpul untuk berdoa di Islamic Center of Brasilia. Selama Ramadan, pengurus masjid membagi-bagikan iftar. Inilah yang dilakukan Yassin Adnane bersama teman-temannya sebelum berbuka puasa.

Adnane, penerjemah bagi kedutaan Irak yang berasal dari utara Maroko, memperkirakan bahwa ada antara 3.000 dan 5.000 Muslim di Brasilia.

Menurut sensus tahun 2001, ada 27.239 Muslim di Brasil. Namun, Federasi Islam Brasil menempatkan angka pada sekitar satu setengah juta. Pakar Islam Paulo Pinto dari Universitas Federal Fuminense diperkirakan Brasil adalah rumah bagi sekitar satu juta Muslim. Sekarang ada 127 masjid, empat kali lebih banyak dari pada tahun 2000.

Terpopuler