REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pempek dikenal sebagai makanan khas Palembang. Pertanyaannya, apakah ada yang lain? Tentu saja ada.
Sarikaya dan kue kojo adalah, dua diantara penganan khas Palembang. Yang lainnya, yang juga banyak di jual di pasar bedug saat Ramadhan atau tersedia pada hari raya Idul Fitri adalah kue lapan jam atau delapan jam, kue engkak ketan dan kue maksubah.
Di luar Ramadhan, sulit mencari sarikaya dan kue kojo. Kalau pun ada, bersiap untuk bersusah payah. Menurut Maya Donna pemilik My Bakery, setiap ramadhan di pasar bedug kita bisa menemukan berbagai jenis makanan berbuka khas Palembang termasuk jajanan pasar dari daerah lain.
“Walau banyak pilihan di pasar beduk, namun tetap saja makanan atau jajanan khas Palembang yang dicari," kata dia.
Maya Donna menjelaskan, selain berjualan di toko My Bakery yang berada di jalan Tanjung Rawo, Kelurahan Bukit Lama, bersama karyawannya selama ramadhan juga berjualan di pasar bedug yang ada di komplek perumahan Poligon, salah satu komplek perumahaan terbesar di Palembang.
“Di pasar bedug kami tidak menjual pempek tetapi menjual makanan khas Palembang lainnya, seperti sarikaya dan kue kojo,” ujarnya.
Sarikaya yang berwarna hijau, tersedia dalam mangkok plastik ukuran kecil sudah dikenal lama sebagai makanan khas masyarakat Melayu yang ada di pesisir Timur pulau Sumatera. Makanan ini juga dikenal pada masyarakat Melayu yang ada di negeri jiran, Malaysia dan Singapura.
Makanan ini dalam masyarakat Melayu cukup populer dan mudah dijumpai.Selain pada bulan Ramadhan sebenarnya kue sarikaya bisa dijumpai khususnya di rumah makan atau restoran khas Palembang/ Sumatera Selatan (Sumsel). Di rumah makan tersebut sarikaya kerap dihidangkan sebagai makanan penutup, tersedia di atas meja bersama buah-buahan untuk dimakan setelah santap siang atau santap malam selesai.