REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pertanyaan klasik selalu mengemuka, apakah penderita maag dapat berpuasa. Jawabannya, bisa. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Semisal, dalam kasus penderita maag akut, sebagian dokter menyarankan agar tidak berpuasa. Ini karena, guna menghindari iritasi pada lambung. "Hal itu sangat berbahaya, karena lambung akan dalam keadaan kosong selama kurang lebih 12 jam," ungkap Dokter Yeni Purnamasari dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhufa (LKC DD).
Sebaliknya, untuk penderita maag yang sifatnya kambuhan atau hilang timbul, diperbolehkan berpuasa, namun tetap harus menjaga pola makan. Hindari konsumsi makanan asam dan pedas, saat sahur atau berbuka, karena dapat meningkatkan asam lambung, sehingga perut akan terasa perih.
"Setiap orang yang memiliki penyakit tertentu seperti Maag, lebih baik berkonsultasi dahulu dengan dokternya sebelum menjalankan puasa," kata dr Yeni.
Menurutnya, rasa sakit pada lambung disebabkan dua hal, yakni organik dan non organik. Kesakitan organik, disebabkan ada luka pada lambung (ulkus), sedangkan non organik, kesakitan dikarenakan kondisi psikologis, seperti stres.
Desti Iswindari (21) merupakan penderita maag yang cukup parah, ia sering merasa mual dan lemas bila sedikit saja telat makan, tak jarang pula hingga pingsan. Hal itu seringkali menjadi penghalangnya untuk tetap puasa, terkadang setiap Ramadhan, ia hanya mampu berpuasa 12 hari. "Saya terpaksa buka sebelum waktunya, bila perut semakin melilit," ujarnya.
Mahasiswa jurusan Farmasi ini memang sangat menyukai makanan pedas, namun kini ia mulai menguranginya. Desti bertekad tahun ini, akan lebih maksimal berpuasa, sehingga pola makannya pun benar-benar dijaga.
"Alhamdulillah sampai hari ini puasa saya lancar," tuturnya.