REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR --Aktivitas keagamaan di setiap perumahan harus digalakan kembali. Momentum Ramadhan sangat tepat untuk memulai kembali.
Di Jalan Nuansa Barat Kompleks Perumahan Nuansa Hijau, Ubung Kaja, Denpasar, aktivitas keagamaan mewarnai pelaksanaan ibadah puasa di bulan suci. Bacaan Alquran dilantunkan secara bergantian oleh belasan remaja dan anak-anak setempat.
Anak-anak yang bertadarrus itu mengaji hampir sebanyak dua juz setiap dan dilakukan sehabis pelaksanaan sholat tarawih. "Lumayan, kami menargetkan bisa dua kali khatam Al Quran selama bulan Romadon," kata Evan Suryadiasto, salah seorang anak yang ikut serta dalam tadarus Alquran.
Slamet Wahono, Ketua Warga Muslim Perumahan Nuansa Hijau, Desa Ubung Kaja, Denpasar mengatakan selama Ramadhan anak-anak didorong untuk menjadi petugas selama tarawih, seperti menjadi muazzin, mengisi tadarusan dan mengatur jadwal penyumbang takjil.
"Peran orang tua yang tahun-tahun sebelumnya lebih dominan, mulai dikurangi, yakni hanya mengawasi dan memberi pengarahan saja," kata dia.
Menurut Slamet, dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berperan dalam kegiatan keagamaan di bulan Romadon, berarti juga menyiapkan masa depan ummat Islam. "Karenanya kami memberikan kesempatan lebih banyak kepada kalangan remaja dan anak-anak untuk meramaikan suasana Romadon," katanya.
Namun Slamet membantah kalau kebijakan itu diambilnya, karena orang tua tidak bisa melakukan itu atau tidak bersemangat lagi untuk menyambut bulan yang disucikan Allah itu. Melainkan untuk memberikan dorongan dari belakang.
Memberi kesempatan kepada para remaja untuk mengisi aktivitas di bulan Romadon juga dilakukan oleh Masjid Al Ikhlas Denpasar.
Di masjid yang terletak di kawasan Monang Maning Denpasar, itu setiap sehabis sholat subuh, diadakan ceramah subuh yang diisi oleh para remaja. Selain remaja setempat, pihak takmir masjid juga menjalin kerjasama dengan Pondok Pesantren Darul Lughoh wad Dakwah, Bangil, Jawa Timur untuk menugaskan santrinya.
Sejumlah santri asal kota Denpasar yang belajar mengaji di pondok tersebut, ditugaskan untuk berceramah secara bergantian setiap sehabis sholat subuh. "Pada saat bulan Romadon, mereka kebetulan sedang libur, jadi kita minta untuk mengisi ceramah subuh. Tapi kalau ada remaja lainnya yang ingin memanfaatkan waktu, kami persilakan," kata salah seorang takmir masjid Al Ikhlas, Muhammad Hamim.