Lima Kategori Pelanggaran Program Ramadhan di Televisi

Rep: C91/ Red: Taufik Rachman

Jumat 04 Jul 2014 23:38 WIB

Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Foto: kpi Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Berdasarkan pantauan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pada program Ramadhan periode 29 Juni-1 Juli 2014, masih ada lima kategori pelanggaran yang terjadi. Hal itu meliputi, humor berlebihan, adegan tak pantas, tema menyangkut aib, konten bermuatan seksual, dan konten bermuatan kekerasan.

KPI mencatat, ada 8 acara yang masih menonjolkan lawakan tak sehat, seperti program Pesbuker (ANTV), 3 Semprul Mengejar Cinta (SCTV), Pasaur (Trans 7), Sahur Ramadhan (Trans TV), Rindu Suara Adzan (Global TV). Berbagai candaan fisik, serta kata-kata kasar masih terdengar dalam beragam acara tersebut.

"Lawakan di Indonesia memang masih belum sesuai harapan KPI. Humor slapstik atau membawa fisik masih banyak digunakan," ujar Rahmat Arifin, Koordinator KPI bidang Pengawasan Isi Siaran, dalam Konferensi Pers, di kantor MUI, Jakarta Pusat, (4/7). Menurutnya, humor cerdas harus berdasarkan riset.

Beragam adegan tak pantas serta kasar yang melanggar kesopanan pun masih ditemukan KPI. Misalnya seperti menoyor, memukul, melempar barang, dan lainnya. Lebih disayangkan lagi, beberapa adegan kasar, justru tampak pada beberapa sinetron religi.

Beberapa konten bermuatan seksual juga masih muncul pada bulan suci ini. Bagian tubuh vulgar wanita masih terlihat di layar kaca. "Hal itu melanggar standar penyiaran yang tertuang dalam P3 SPS, terlebih lagi di bulan Ramadhan," kata Rahmat.

Ia menjelaskan, evaluasi ini tak bermaksud menghilangkan kreatifitas para kru stasiun televisi, melainkan sebagai pendorong, agar dapat menciptakan acara yang lebih baik. Rahmat memahami, lembaga penyiaran memang berusaha menarik perhatian pemirsa, namun kualitas juga perlu diperhatikan.

"Mumpung baru enam hari, semoga di sisa Ramadhan yang 21 hari ke depan, format acara dapat dibenahi, dan KPI meminta acara agar segera dievaluasi," tegas Rahmat. Baginya hal itu demi menghargai umat Islam yang tengah berpuasa, karena Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim terbesar.

Terpopuler