REPUBLIKA.CO.ID, Menurut dr Putri Dwi Wahyu dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, saat berbuka sangat dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung glukosa, seperti teh manis, kurma, kolak, dan manisan.
"Tubuh akan segar kembali ketika menerima asupan gula atau glukosa," ujarnya.
Sayur dan buah pun, lanjut Putri, harus menjadi pilihan utama saat berbuka karena selain mengandung glukosa, juga kaya serat.
Mengonsumsi makanan berserat sangat berguna untuk mencegah konstipasi atau sulit buang air besar. Mineral dan fitokimia yang penting bagi kesehatan pun tersedia dalam buah dan sayur.
Lebih lanjut Putri mengatakan, saat sahur, utamakan mengonsumsi makanan berkarbohidrat, seperti nasi, roti gandum, singkong, dan sebagainya. Pemilihan lauk pun perlu diperhatikan, yaitu harus mengandung protein dan lemak.
Keduanya diperlukan untuk memperbaiki serta membentuk jaringan dan sistem kekebalan tubuh. "Agar lebih memperkuat daya tahan tubuh, jangan lupa minum susu saat sahur," tuturnya.
Ia mengingatkan, jangan mengonsumsi makanan pedas dan asam saat sahur karena akan merangsang asam lambung. Asam lambung dapat menyebabkan berbagai penyakit pada lambung, sebab perut dalam keadaan kosong sekitar 12 jam. Kesehatan lambung tetap harus dijaga untuk mencegah beragam penyakit, seperti maag dan diare.
Sementara itu, dr Edy Rizal Wahyudi SpPD KGer dari Universitas Indonesia, juga menyarankan untuk memilih makanan bergizi saat sahur dan berbuka puasa. Menurutnya, saat sahur, asupan teh dan kopi harus dibatasi, karena membuat metabolisme berjalan cepat sehingga mudah haus saat siang.
Kemudian, saat berbuka, batasi makanan yang digoreng karena sel-sel lemak dalam tubuh akan meningkat. Hal itu berbahaya, terutama bagi orang lanjut usia.
"Hindari pula minum es terlalu banyak saat berbuka, sebab ini dapat membuat perut cepat kenyang namun gizinya tak lengkap. Akibatnya, daya tahan tubuh bisa menurun," jelasnya.