Selama Ramadhan, Pedagang Makanan Raup Keuntungan Empat Kali Lipat

Red: Nidia Zuraya

Kamis 03 Jul 2014 12:31 WIB

Sejumlah pembeli saat sedang memilih hidangan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta Pusat, Ahad (29/6).   (Republika/ Yasin Habibi) Sejumlah pembeli saat sedang memilih hidangan untuk berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta Pusat, Ahad (29/6). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjual hidangan berbuka puasa di kawasan pasar Bazar Ramadhan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, meraih keuntungan pada Ramadhan tahun ini, karena semakin bertambahnya pembeli yang datang ke tempat ini. "Harga sewa di sini kurang lebih Rp 2 juta (selama Ramadhan). Wajar sih, soalnya pembelinya juga semakin banyak," kata salah satu pedagang ketan durian, Ali di Jakarta, Kamis (3/7).

Ali yang sehari-hari berjualan di beberapa perkantoran menyatakan bahwa ada perbedaan keuntungan dari hari biasa ia berjualan. "Kalau biasa jualan di kantor-kantor tiap hari keuntungan Rp 600.000 hingga Rp 700.000, tapi kalau di pasar ini bisa meningkat empat kali lipat dari hari biasa," katanya.

Salah satu pedagang kue, Julianto mengatakan omzet meningkat saat berjualan di tempat ini tiap tahun. "Saya telah berjualan di tempat ini mulai dari Ramadhan tahun 2011, dan pada hari ke empat ini, keuntungan yang didapat mencapai dua kali lipat per harinya," ujar pria asal Bogor ini.

Suasana pasar yang mulai ramai pengunjung sekitar pukul 15.00 WIB ini tak hanya dipenuhi oleh penjual makanan ringan, melainkan juga penjual makanan berat (lauk pauk). Kenaikan omzet juga dirasakan oleh pedagang nasi dan lauk pauk, seperti telur kecap, mie bihun, dan ayam goreng,

Salah seorang pedagang lauk pauk Ida mengatakan ada kenaikan omzet satu kali lipat dari hari biasa dibanding berjualan di sekitar kantor PT Telkom di kawasan Blok M, Jakarta Pusat. "Saya merasakan perbedaan pendapatan disini (Benhil) dengan di Telkom. Biasanya di Telkom hanya dapat Rp500.000 sedangkan disini bisa naik," katanya.

Di pasar ini tidak hanya dijumpai makanan khas Indonesia, melainkan juga makanan khas negara lain, seperti makanan khas Cina seperti dim sum. "Pada hari biasa kita jualan di daerah Bulungan hanya habis 100 porsi, sedangkan disini kita bisa habis lebih dari 150 porsi," ujar salah seorang pedagang lainnya, Abdul Hakim.

Terpopuler