REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pendaftar ibadah umrah pada Ramadhan 1435 Hijriah menurun di sejumlah biro perjalanan dibandingkan tahun sebelumnya akibat masih merebaknya isu penyakit Middle East Respitory Syndrom Corona Virus di Arab Saudi.
"Ketidakjelasan perkembangan informasi mengenai isu penyakit Mers membuat beberapa jamaah umrah memutuskan untuk membatalkan tiketnya," kata staf pelayanan Arafah Travel Mandiri Tours Ujli di Jakarta, Rabu (2/7). Ujli mengatakan peminat umrah pada bulan Ramadhan tahun lalu mencapai 180 orang, namun pada tahun ini hanya terdapat 81 orang.
Ramadhan, menurut dia, biasanya permintaan di biro perjalanan haji dan umrah itu meningkat karena jamaah ingin memanfaatkan bulan ini untuk beribadah di Masjidil Haram yang pahalanya senilai dengan ibadah haji.
Menurut Ujli, tidak ada sosialisasi langsung yang disampaikan pihak Kementerian Agama untuk menjelaskan penyebaran penyakit Mers yang disebabkan virus corona di Arab Saudi membuat masyarakat berspekulasi dan akhirnya membatalkan perjalanan mereka.
Senada dengan Ujli, Manajer Operasional Maghfirah Travel Siti Wirdaningsih membenarkan mengenai minimnya sosialisasi perkembangan virus corona (Mers) hingga saat ini, yang membuat jamaah umrah menunda keberangkatannya. "Saya akhirnya mencari tahu perkembangan virus itu di Arab Saudi melalui website Kementerian Agama," kata Siti di Matraman, Jakarta.
Siti mengatakan, paket umrah selama 30 hari di bulan Ramadhan yang tahun lalu diminati sebanyak 80 orang, kini hanya mendapat tiga peminat.
Paket umrah selama 10-15 hari menurun hingga 50 persen dan hanya mendapat 51 peminat pada Ramadhan ini.
Selain isu Mers, menurut Siti, penurunan jumlah jamaah umrah juga disebabkan kenaikan kurs dolar yang kini mencapai Rp12.000 dan membuat harga perjalanan umrah menjadi lebih tinggi.