REPUBLIKA.CO.ID, Selama berpuasa, tubuh mengalami perubahan pola konsumsi.
Mengonsumsi air putih pada bulan Ramadhan menjadi komponen penting bagi kaum Muslim yang melaksanakan ibadah puasa. Polanya dengan 2+4+2, yaitu dua gelas saat berbuka, empat gelas saat makan malam hingga menjelang tidur, dan dua gelas saat sahur.
“Saat ini, banyak anggapan bahwa sangat sulit menerapkan pola hidup sehat selama berpuasa. Namun, hal itu dapat dipermudah dengan pemahaman tepat serta penerapan pola sederhana untuk tetap mengonsumsi air putih delapan gelas setiap hari dengan pola 2+4+2” ujar Health Marketing Director PT Tirta Investama, Danone Aqua, dr Pradono Handojo MHA, di Jakarta, pekan lalu.
Pola 2+4+2, menurutnya, juga dapat diasosiasikan sebagai sistem tabungan asupan air jelang puasa esok harinya. Dengan pola 2+4+2 jumlah air putih yang masuk dapat diatur secara proporsional.
Angka empat gelas bukan berarti minum empat gelas secara sekaligus, melainkan dibagi pada saat sebelum, saat, dan setelah makan malam hingga menjelang tidur.
“Setiap harinya, tubuh kita kehilangan air sebanyak dua liter dan cairan tersebut juga harus diganti dengan cara minum air sebanyak dua liter atau delapan gelas per hari,” ujar Pradono menjelaskan.
Selama berpuasa, tubuh manusia mengalami perubahan pola konsumsi karena pembatasan waktu makan dan minum. Jika tak diwaspadai, tubuh bisa kekurangan asupan air dan nutrisi yang dibutuhkan sehingga rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan.
Ahli gizi dan juga Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Dr dr Saptawati Bardosono MSc memastikan, walaupun belum ada penelitian mengenai pengaturan air minum saat berpuasa, secara umum dianjurkan tetap minum air putih delapan gelas setiap hari.
“Yang harus diingat juga, jumlah konsumsi air putih ini tidak dapat digantikan dengan jenis minuman lain yang biasanya meningkat selama bulan Ramadhan, misalnya minuman manis, bersoda, atau yang mengandung kafein,” kata Saptawati.