REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di bulan Ramadhan, setan dibelenggu agar tidak menganggu aktivitas ibadah manusia. Namun, berbulan sebelumnya setan menyiapkan pasukan agar bisa tetap menggoda manusia di bulan Ramadhan. Pasukan setan ini disebut juga hawa nafsu.
Demikian yang disampaikan Ustaz Hudrin Hasbullah dalam ceramah menjelang maghrib, di Jakarta Islamic Centre (JIC), Selasa (1/7).
Dalam ceramahnya, ia menyatakan perlunya mengontrol diri, baik secara batiniyah maupun lahiriyah, agar tidak sampai terlumat hawa nafsu. Hudrin menjelaskan lebih lanjut, bahwa di setiap kebaikan terdapat dua potensi yang mengiringinya.
Pertama, amal baik yang bernilai ibadah. Segala perbuatan baik dengan niat karena Allah, akan mengantarkan manusia menuju surga.
Kedua, amal baik yang mengandung hawa nafsu dan menyebabkan fitnah. Hudrin mengutip QS Al-Ma’un, surat yang berisi kecaman Allah terhadap orang shalat. Dalam surat ini, kata Hudrin, orang baik bisa celaka jika lalai dan tidak fokus berorientasi pada Allah semata.
Hudrin mengkritik fakta kala ini, betapa banyak umat Islam yang menjalankan ibadah shalat atau puasa, namun tidak mendapat pahala ibadah tersebut. Allah akan melaknat orang-orang yang berpuasa tapi tidak mendapat maghfirahnya.
“Maka jangan sampai puasa kita hanya menghasilkan kelelahan,” serunya pada jamaah.
Karena itu, Hudrin menjelaskan tiga tuntunan agar ibadah tak sia-sia. Pertama, seorang mukmin wajib menjalankan ibadahnya dengan keimanan dan keikhlasan karena Allah. Jika mengikuti tuntunan ini, Allah akan menghapus orang tersebut dari golongan yang dilaknat.
Kedua, beribadahlah dengan didasari ilmu. Seorang mukmin, lanjut Hudrin, harus mengetahui apa yang menjadi batasan syari’ah dalam beribadah. Orang berilmu jauh lebih ditakuti setan daripada seribu orang jahil. Ketiga, berpuasalah, tapi jangan hanya sekedar menahan lapar dan haus. Seorang mukmin juga perlu menjaga lisan, pandangannya, dan menjauhi perbuatan yang menyakiti orang lain.