Berburu Lemang Tapai di Senen

Rep: c73/ Red: Agung Sasongko

Rabu 02 Jul 2014 15:00 WIB

Lemang Tapai Foto: Republika/Tahta Aidilla Lemang Tapai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah menjadi tradisi di setiap Ramadhan, bermunculan menu berbuka khas Ramadhan. Pilihannya tempat dan menunya beragam.

Di Senen misalnya, tepatnya jalan Kramat Raya, berderet penjaja makanan khas minang berjualan. Menunya cukup lengkap, sebut saja lemper, lemang baluwo, bubur kampiun, lape bugis, lupis, talam srikaya, dan ketupat ketan. Ketupat ketan ini rasanya gurih, karena ketan direbus bersamaan santan yang dibubuhi sedikit garam selama kurang lebih empat jam.

Lemang Tapai, merupakan menu khas dan terkenal di tempat ini.  Lemang Tapai adalah makanan yang terdiri dari Lemang dan Tapai (ketan). Yang menarik, Lemang ini berupa ketan yang dibungkus dalam potongan batang bambu.

Lemang disantap dengan pasangan makanannya yaitu tapai tersebut. Lemang dijual dengan harga Rp 20.000 per batang bambu, dan Tapai dihargakan Rp 5.000.

Salah seorang pedagang Lemang Tapai, Nur, menuturkan selain enak dimakan dengan tapai, Nur menuturkan lemang juga nikmat disantap dengan durian, bumbu rendang, kari ayam. Lemang juga bisa dipadukan dengan panganan lain sesuai selera kita.

Selain kue-kue khas Minang, pedagang di sini juga menjajakan snack khas Minang seperti keripik sanjay atau singkong balado pedas, sarang balam, karaka liang, dan dangka-dangka.

Pada bulan Ramadhan, lapaknya buka dari pukul dua siang hingga pukul 12.00 malam. Sementara hari biasa buka dari pukul 15.30 hingga pukul 24.00.  Menurutnya, keuntungan saat Ramadhan dua kali lipat lebih besar dibanding hari biasa. Karena banyak pembeli yang datang untuk sekedar berbuka puasa atau membeli untuk panganan berbuka puasa bersama.

Dalam sehari tersebut, sekitar 20 batang bambu lemang telah terjual. Jika bulan puasa tuturnya, banyak pembeli yang memburu lemang tapai dan bubur kampiun.

Biasanya, lemang dipotong langsung di tempat, untuk kemudian dibawa pulang pembeli. Adapula yang membeli dengan potongan bambu, supaya lemang tidak cepat dingin. Namun Nur mengingatkan, lemang dalam bambu biasanya lebih sulit dikeluarkan sendiri. Terkadang, daun dan ketan menempel di dalam bambu.

Sebaiknya menurut Nur, lemang dibuka dan dipotong langsung di tempat, agar terlihat bahwa lemang masak merata.