REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penelitian yang dilakukan Tim Peneliti Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM menyebutkan puasa Ramadhan akan mengurangi lemak tubuh tetapi dapat kembali ke ukuran semula pascapuasa.
"Tahun lalu kami melakukan penelitian pada kelompok orang normal (staf medis rumah sakit) dengan judul penelitian 'The Ramadan fasting decreased body fat but not protein mass in healthy individuals'," kata Ketua Tim Peneliti Dr Ari Fahrial Syam dalam rilisnya, Rabu (2/7).
Penelitian itu dilakukan di lingkungan Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM dengan objek penelitian terdiri atas dokter, perawat dan ahi gizi. Penelitian itu sendiri dilakukan di RSCM pada 43 orang sehat (staf medis) yang melakukan ibadah puasa Ramadhan pada tahun 2013. Sedangkan hasil penelitian itu sendiri dalam proses publikasi pada jurnal ilmiah dan akan dipresentasikan pada Kongres Gastroenterologi Asia Pasifik akhir tahun 2014 di Bali.
Ia menyebutkan, berbagai penelitian menunjukkan selama Ramadhan akan terjadi penurunan berat badan, kadar gula darah menjadi terkontrol, kolesterol total akan menurun begitu pula dengan kolesterol jahat (LDL).
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan komposisi tubuh secara lengkap dengan menggunakan alat khusus antara lain pemeriksaan antropometri dan analisa asupan makan harian, dan dilakukan pada hari pertama Ramadhan, hari ke-28 dan 4-5 minggu setelah puasa Ramadhan.
Subjek penelitian diberi kebebasan untuk mengonsumsi makanan seperti biasa saat mereka puasa dan begitu pula untuk aktifitas tidak ada pembatasan sehingga subjek Mereka tetap bekerja seperti biasa sesuai profesi masing-masing.
Sementara pengukuran berat badan, tinggi badan, dan komposisi tubuh dengan menggunakan alat untuk mengukur komposisi tubuh dengan sistim pengukuran BIA ("Bio Impedance Analysis").
Selama Ramadhan ditemukan ternyata terjadi penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh kecuali massa protein tubuh. Begitu pula pada rasio pinggang dan pinggul terjadi penurunan.
"Yang menarik asupan kalori ternyata tidak berubah pada hari pertama dan hari terakhir puasa. Tetapi aktifitas yang berhubungan dengan ibadah menjadi meningkat misal peningkatan jumlah sholat sunat dan sholat Taraweh. Artinya pengeluaran energi akan meningkat selama Ramadhan," katanya.
Hal itu, ujar dia, mengakibatkan terjadi penurunan lemak tubuh walaupun asupan makan tetap sama.Hanya, ia menyayangkan dalam lanjutan pemeriksaan pada subjek penelitian setelah 4-5 pekan pascapuasa menunjukkan bahwa berbagai paramater komposisi tubuh dan berat badan kembali ke sediakala seperti saat hari pertama puasa.
Naiknya kembali berat badan setelah Ramadhan ini konsisten dengan penelitian di luar negeri bahkan beberapa penelitian lain mendapatkan bahwa kenaikan berat badan kembali setelah beberapa hari setelah Ramadhan.
"Hal ini menunjukkan bahwa komitmen untuk tetap mempertahankan berat badan selama Ramadhan tidak konsisten dan tidak berlangsung lama," kata Ari Fahrial Syam.