Siswa Muslim di Inggris Mendapat Perhatian Selama Ramadhan

Rep: c92/ Red: Bilal Ramadhan

Selasa 01 Jul 2014 17:38 WIB

Muslim Inggris usai melakukan shalat Idul Fitri di Central Mosque London. Foto: AP Photos Muslim Inggris usai melakukan shalat Idul Fitri di Central Mosque London.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON– Di Inggris, siswa Muslim mendapat perhatian khusus dari Asosiasi Guru dan Dosen (ATL). Asosiasi tersebut mengatakan puasa dari pagi hingga sore hari dapat memengaruhi hasil ujian siswa. Ini menjadi pembicaraan di kalangan penguji untuk menemukan cara membantu siswa Muslim yang berpuasa.

Cara ini antara lain mengurangi jumlah ujian yang dijadwalkan selama sehari dan memastikan mata pelajaran pokok, seperti matematika dan bahasa Inggris, dijadwalkan di pagi hari. Resolusi tentang kesadaran lebih akan situasi ini diserukan dalam konferensi tahunan di Manchester pada hari Rabu (1/7).

Barry Lingard, warga Bolton yang mengusulkan gerakan ini mengatakan, "Puasa dari fajar senja akan berdampak pada siswa dalam berbagai hal. Para remaja ini akan tidak makan dan minum. Mereka akan lebih sulit menampilkan diri terbaik mereka.”

Abdul Choudhury dari Tower Hamlets di London mengatakan, Dewan Muslim Inggris menganggap orang berusia 16 tahun sebagai orang dewasa terkait kewajiban puasa. Oleh karena itu, siswa dengan usia tersebut akan terpengaruh.

"Saya tidak ragu bahwa standar yang ada akan terpengaruh oleh hal ini. Jika mereka berangkat ujian tanpa makan atau minum, itu akan berefek pada hasil ujian mereka," kata Abdul.

Direktur Dewan Bersama untuk Kualifikasi, Michael Turner, mengatakan, "Kami sedang mengonsultasikan jadwal ujian dan kami akan melihat dampak Ramadhan pada jadwal tersebut."

[removed][removed] [removed][removed]

Terpopuler