Jakarta Diserbu Pengemis Saat Ramadhan, Ini Alasannya

Rep: c85/ Red: Agung Sasongko

Selasa 01 Jul 2014 20:54 WIB

PMKS di Istiqlal Foto: Republika/ Tahta Aidilla PMKS di Istiqlal

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bulan Ramadhan menjadi momen penting bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) untuk bertandang ke Jakarta. Mereka meraup rupiah dari belas kasih yang diberikan warga Jakarta di tempat umum, seperti masjid. Lantas apakah yang mendorong mereka begitu rela meminta minta di ibukota?

Raswi dan Warnipen adalah dua wanita paruh baya yang ikut terjaring Satpol PP 24 Juni lalu. Keduanya mengaku takut ketika para petugas berbadan tegap menggiring mereka memasuki kendaraan patroli.

"Kami ini baru pertama ke Jakarta. Kepengen gara gara ngelihat sodara pada sukses. Eh baru sampai Jakarta, kena tangkap," kata Raswi yang kini berusia 71 tahun. Dirinya dan temannya, Warnipen, mengaku ke Jakarta lantaran melihat kawan kawan di kampung yang meraup banyak rupiah setelah mengemis di Jakarta.

Bagi Raswi, Jakarta seperti menawarkan kepastian hidup. "Saya cuma pengen dapat uang saja. Teman saya bilang sehari bisa dapat puluhan ribu. Kok malah dimasukin panti," katanya yang kini menghuni Panti Bina Insan 3 Cengkareng Jakarta Barat. Teman Raswi, Sarnipen bahkan rela meninggalkan empat anaknya di kampungnya di Indramayu demi menjajal penghidupan di Jakarta.

Keduanya terjaring sehari setelah sampai si Jakarta. Semua bayangan tentang puluhan ribu rupiah yang dapat diraih dalam sehari, kini buyar sudah. Baik Raswi dan Sarnipen kini harus menjalani pembinaan di panti selama satu bulan.

"Mereka ini katanya tidak ada siapa siapa di Jakarta. Tapi setelah mereka masuk sini, tiba tiba ada yang sudah ngurusin suratnya. Saya curiga mereka adalah orang yang dimanfaatkan oknum untuk meminta minta," kata Dwi Ratih salah satu pekerja sosial.

Dinas Sosial sendiri terus mengampanyekan program "Gerakan Mapan" yang merupakan anonim dari Gerakan tidak membeli atau memberi apapun kepada siapapun di jalan."Salurkan sumbangan kepada lembaga amal yang resmi," kata Ronny Cahyana Kepala Pelayanan Rehabilitasi Sosial Jalarta Barat.

Senada dengan pemerintah, Dwi Ratih selaku pihak yang sehari hari berurusan dengan PMKS ikut berkomentar, "Selama masih ada orang yang memberi mereka di jalan, mereka akan terus ada di jalanan." 

Terpopuler