Derita Warga Gaza di Tengah Puasa Ramadhan

Rep: C64/ Red: Citra Listya Rini

Selasa 01 Jul 2014 15:49 WIB

Anak-anak Gaza Anak-anak Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perayaan yang meriah dalam menyambut Ramadhan merupakan hal yang wajar bagi seluruh umat Muslim. Namun, hal tersebut tidak dirasakan oleh umat Muslim terutama anak-anak di Gaza.

Tidak adanya perayaan, tidak adanya acara besar dalam menyambut Ramadhan. Sebagian besar anak-anak Muslim di selruruh dunia menyambut Ramadhan dengan suka cita menyalakan kembang api dan kegembiraan didalamnya. Sedangkan, anak-anak Gaza menangis ketakutan setelah pesawat Israel memborbardir Gaza dengan tembakan-tembakan seperti yang dikutip OnIslam. 

“Serangan itu begitu besar, sehingga aku merasa seperti ada perang baru yang dilancarkan di Gaza,” kata Ruba al-Zaanein, salah satu anak di Gaza. 

Ruba menambahkan bukanlah senyuman dan kegembiraan yang dialami tetapi tangisanlah yang dialami anak-anak Gaza. Kala Sabtu (29/6) malam seluruh umat Muslim bersuka ria merayakan datangnya Ramadhan.

Sedangkan, Sabtu malam di Gaza yang ada justru ketakutan dan penderitaan yang menyelimuti 1,8 juta lebih penduduk Gaza. Sepannjang Sabtu malam, Israel bertubi-tubi meluncurkan serangan ke Gaza. Hal yang telah terjadi saat itu telah merampas dan menghilangkan keceriaan dalam menyambut Ramadhan.

“Suara pesawat itu sangat menakutkan,” kata Basmaka Abdurrahman. Bahkan gadis kecil berusia 9 tahun itu, menghadapi ketakutannya dengan bersemangan membawa lentera warna-warni ditangannya, kemudian ia menuju masjid lokal daerah setempat. Dimana warga Gaza berdoa agar agresi Israel itu segera berakhir. 

“Ibu saya mengatakan kepada saya, bahwa Allah akan menyelamatkan Gaza. Jika kami berdo’a untuk hal itu di masjid. Didalam masjid orang berdiri, membungkuk dan bersujud bersungguh-sungguh dan berharap agar gemuruh diatas kepala mereka tidak akan merusak Ramadhan.” lanjutnya. 

Hal itu dirasakan pula oleh Rasha Naeem, seorang ibu dari tujuh anak ini, harus berusaha keras untuk menghilangkan ketautan anak-anaknya yang terbangun oleh suara pesawat tempur zionis Israel. “Ini merupakan takdir Gaza, mengalami malam seperti ini setiap hari dan seterusnya,” kata Naeem. 

Sejak 2006 Gaza diblokade oleh Israel dan sejak saat itu mata pencaharian 1,8 juta penduduk Gaza semakin memburuk. Kondisi ekonomi yang dilumpuhkan oleh Israel dengan memblokade dan memutuskan hubungan Gaza dengan dunia luar. Warga Gaza pun harus berpuasa dengan kondisi yang penuh dengan putus asa dan kemiskinan. 

 

 

Terpopuler