Stok Aman, Tapi Harga Daging Tetap Melonjak

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan

Senin 30 Jun 2014 22:45 WIB

Salah seorang penjual daging sapi. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Salah seorang penjual daging sapi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Meski ketersediaan daging dan telur di Jawa Tengah selama Ramadhan hingga Lebaran 2014 dipastikan aman, lonjakan harga di pasaran tidak dapat dihindari. Terutama pada masa-masa menjelang Lebaran.

Hal ini kerap terjadi akibat lonjakan kebutuhan atas komoditas hewani ini juga cukup tinggi. Sehingga banyak pedagang yang memanfaatkan momentum ini. Kepala Dinas peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Jawa Tengah, Whitono mengungkapkan, saat ini ketersediaan daging di Jawa Tengah masih mengalami surplus.

 

Ia mengungkapkan untuk kebutuhan daging sapi bulan Juli 2014 diperkirakan akan mencapai 5.036 ton atau setara 25.830 ekor sapi. Sedangkan ketersediannya mencapai 5.943 ton atau setara 30.476 ekor sapi. Sehingga kebutuhan daging sapi hingga hari raya idul Fitri mendatang relatif aman, karena masih mengalami surplus 907 ton setara 4.646 ekor sapi.

 

 

Sementara itu, ketersediaan daging sapi pada Agustus 2014 diperkirakan 21.966 ton setara 122.649 ekor sapi. Sementara kebutuhannya 18.613 ton setara 95.474 ekor sapi. Sehingga masih surplus 3.353 ton atau setara 27.175 ekor sapi.

“Pemenuhan daging sapi akan dipenuhi dari daerah sendiri dalam bentuk ternak hidup siap potong,” jelas Whitono.

 

Ia juga menyampaikan, untuk ketersediaan daging ayam selama Juni 2014 sebanyak 14.645 ton sementara kebutuhannya 12.253 ton. Sehingga mengalami surplus 2.392 ton. Sementara ketersediaan daging ayam pada bulan Juli 2014 diperkirakan mencapai 21.968 ton. Sedangkan kebutuhannya 18.380 ton, sehingga surplus 3.588 ton.

 

“Diperkirakan ketersediaan daging ayam pada Agustus  2014 mencapai 29.290 ton sementara kebutuhanya 24.506 ton sehingga masih surplus 4.784 ton,” tambahnya.

 

Whitono juga menjelaskan, pasokan daging ayam tersebut diusahakan dapat dipenuhi dari produksi daerah sendiri, baik persediaan dalam bentuk ayam ras broiler maupun ayam buras. Selain daging sapi dan daging ayam, Whitono menjelaskan kebutuhan telur selama Juni 2014 berkisar 20.508 ton dengan ketersediaan 21.528 ton. Sehingga mengalami surplus 1.020 ton.

 

Untuk komoditas telur ayam kebutuhan Juli 2014 berkisar 30.762 ton dengan ketersediaan 32.292 ton, sedangkan ketersediaan Agustus 2014 diperkirakan 43.056 ton sementara kebutuhannya 41.016 ton. Sehingga komoditas telur masih surplus 2.040 ton.

“Sepertinya halnya daging sapi dan ayam, kebutuhan telur ayam terutama telur ayam ras akan mengalami peningkatan,” lanjutnya.

[removed][removed] [removed][removed]