REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemandangan yang umum di bulan ramadhan saat para pengemis bermunculan di masjid-masjid. Mereka menyasar para jemaah yang ingin beribadah yang jumlahnya meningkat di bulan puasa. Tak terkecuali di Masjid Istiqlal
Berdasarkan pantauan Republika, Senin (30/6), puluhan pedagang dan pengemis terlihat di halaman pintu masuk Al Fattah. Sebagian besar merupakan pedagang kantong plastik untuk membungkus sepatu. Sedangkan pengemis, sebagian besar adalah anak kecil berusia sekitar empat hingga tujuh tahun.
Wakil Kepala Humas dan Protokol Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap PKL dan pengemis tersebut. Menurut Abu, sebenarnya pihaknya tidak pernah melegalkan mereka untuk berjualan atau mengemis di area Istiqlal. Namun, jumlah yang terus bertambah membuat petugas kewalahan.
"Soalnya katanya di Monas sama Juanda dilarang. Akhirnya lari ke Istiqlal. Satu paket itu pengemis sama PKL," kata Abu kepada Republika, Senin (30/6) di Istiqlal. Ia pun mengaku untuk sementara akan membiarkan para PKL dan pengemis tersebut.
"Iya, selama mereka tidak menganggu jalannya peribadatan di Istiqlal, tidak masuk ke dalam, tidak menjual di dalam masjid, apalagi berjualan minum-minuman ketika orang berpuasa," jelasnya. Ia mengatakan, sebenarnya pihak Istiqlal sudah menyediakan lokasi untuk para PKL, yaitu di dekat tempat parkir bis di arah SMPN 4.
"Cuma ya kalau lagi rame mereka merambat ke sini sampai ke pintu masuk Al Fattah," ujarnya.
Salah satu penjual kantong plastik, Sari mengatakan sudah lama berjualan di area masjid Istiqlal. Warga Teluk Gong, Jakarta Utara ini mengaku berjualan di sana setiap hari. Ketika bulan ramadhan tiba, ia mengaku penghasilannya pun akan meningkat.