Ashim bin Tsabit, Pahlawan tak Terkalahkan (4-habis)

Red: Chairul Akhmad

Senin 30 Jun 2014 17:31 WIB

Ashim dipercaya oleh Rasulullah untuk melakukan tugas penting. Foto: Trueclassics.net Ashim dipercaya oleh Rasulullah untuk melakukan tugas penting.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada mulanya kaum Hudzail tidak mengetahui bahwa salah seorang di antara korban mereka adalah Ashim bin Tsabit.

Namun, setelah tahu bahwa salah satunya adalah Ashim, mereka pun girang bukan kepalang, karena membayangkan hadiah besar yang akan diperoleh.

Hanya beberapa saat setelah kematian Ashim bin Tsabit dan kawan-kawan, kaum Quraisy telah mencium beritanya. Karena kaum Hudzail tinggal tidak jauh dari kota Makkah, para pemimpin Quraisy segera mengirim utusan kepada pembunuh Ashim, meminta kepala Ashim untuk menghilangkan dahaga Sulafah binti Sa’ad, dan menyempurnakan sumpahnya.

Para pemimpin Quraisy membekali para utusan itu dengan uang yang memadai, dan menyuruh mereka menyerahkan seluruh uang itu kepada kaum Hudzail demi untuk mendapatkan kepala Ashim.

Kaum Hudzail pergi mencari mayat Ashim untuk memisahkan kepalanya dari jasad. Tetapi alangkah ajaib, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh sarang lebah dan gerombolan serangga yang menyerang dari segala arah.

Ketika mereka hendak menghampiri tubuh Ashim yang telah menjadi mayat, serangga itu terbang menyeranga, menggigiti muka, mata, dan kening. Bahkan seluruh tubuh mereka luput dari gigitan, sehingga mereka tidak bisa mendekati jenazah Ashim.

Setelah mereka mencoba berulang-ulang menghampiri mayat Ashim, mereka selalu gagal, akhirnya menyerah. “Biarkanlah dahulu sampai malam. Biasanya bila hari telah malam, mereka terbang. Maka tinggallah mayat itu untuk kita,” kata seseorang.

Mereka kemudian duduk menunggu sampai malam. Namun ketika langit mulai gelap, tiba-tiba kilat dan petir menggelegar sambung-menyambung. Hujan pun turun dengan lebatnya bagai dicurahkan dari langit.

Setahu mereka belum pernah terjadi hujan sedemikian lebat. Dengan cepat air mengalir dari tebing-tebing memenuhi sungai-sungai dan menutup permukaan lembah. Banjir besar segera datang melanda segala yang ada.

Setelah Subuh tiba, mereka bangkit kembali mencari tubuh Ashim di segala penjuru. Namun usaha mereka sia-sia, bahkan mereka tidak menemukan bekas-bekasnya. Rupanya banjir telah menghanyutkan mayat Ashim tanpa diketahui ke mana perginya.

Allah SWT memperkenankan doa Ashim bin Tsabit. Dia melindungi mayat Ashim yang suci, jangan sampai dijamah oleh tangan-tangan kotor orang-orang musyrik. (dinukil dari 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni)

Terpopuler