Belajar dari Pohon (3-habis)

Red: Damanhuri Zuhri

Senin 30 Jun 2014 15:26 WIB

Hasan Basri Tanjung Foto: dok. pribadi Hasan Basri Tanjung

REPUBLIKA.CO.ID,

Ketiga, pohon berbuah sepanjang musim. Lebih dari dua jenis pohon sebelumnya, ia tidak pernah berhenti (senantiasa) berbuah.

Pohon yang paling baik adalah pohon yang ketiga yakni berbuah disepanjang musim. Pohon apakah itu ? ia pohon kecintaan Nabi SAW yakni an-naklah (pohon kurma).

Imam Ibnu Jarir mengutip riwayat, matsalul mu’mini kamatsali an-nakhlah tu’tii ukulaha kulli hiin (perumpamaan seorang mukmin itu seperti pohon kurma yang berbuah sepanjang musim). Jika disepadankan, hampir sama dengan pohon kelapa dan pinang.

Sementara syajaratun khabiitsah adalah sebagai ibarat dari kalimatan khabiitsah (kalimat yang buruk) yakni kalimat syirik)(14:26).

Menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar disebutkan syajaratun khabiitsah pohon berduri, beracun, bergetah atau sejenisnya.

Meskipun pohon itu ada dan tumbuh, namun ia akan lekas tumbang, sebab akarnya tidak teguh terhujam ke bumi.

Mungkin juga akan ditebang orang karena dipandang berbahaya atau tumbang dengan sendirinya karena rapuh tempat tumbuhnya atau terpencil di tempat yang jauh.

Tidak ada orang yang mempergunakannya atau tidak bermanfaat bagi manusia. Inilah perumaaan orang yang tidak beriman dan membuat kerusakan bagi orang lain. Keberadaannya hanya menjadi beban dan ancaman. Dia akan diabaikan dan dilupakan.

Sepatutnya kita mengambil pelajaran dari pohon. Seorang mukmin itu laksana pohon yang baik. Berakar dalam ke perut bumi (akidahnya kuat), berbatang dahan menjulang ke langit (teguh menjalankan ibadah), dan berbuah banyak (berakhlak karimah-menebar kebaikan) sepanjang hayat.

Bukan berbuah dikala musimnya saja (musiman), yakni beramal dan berakhlak baik hanya pada waktu tertentu saja, misalnya di Bulan Ramadhan. Setelahnya kembali ke habitnya yang buruk.

Pohon jenis ini, jelas Tanjung, sudah lebih baik dari pada pohon tak berbuah yang hanya menjadi tempat berteduh bagi musafir lalu dan memberi kesejukan, tapi tidak berbuah kebaikan kepada manusia.

Ilmu yang tidak diamalkan dan tidak diajarkan pun, kata Tanjung, diumpamakan seperti pohon tak berbuah. Padahal, Nabi SAW berpesan, sebaik-baik kamu adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. (HR. Bukhari-Muslim).

''Semoga kita seperti pohon kurma yang berbuah sepanjang musim. Kapan pun jamaah haji dan umrah ke Tanah Suci, kurma selalu ada dan menjadi oleh-oleh yang menyenangkan dan menyehatkan. Amin. Insya Allah,'' ujarnya menjelaskan. 

Terpopuler