REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI – Bulan Ramadhan kali ini bertepatan dengan cuaca terpanas di Pakistan. Warga Muslim Pakistan pun harus berpuasa di tengah terik matahari yang mencapai 50 derajat.
“Cuacanya sangat panas tahun ini, dan akan lebih panas lagi pada bulan depan,” kata Gulzar Hussein, salah satu pedagang di pasar Empress Karachi, seperti dilansir dari OnIslam.net.
Gulzar pun mengaku pernah merasakan panasnya matahari yang sangat menyengat seperti itu beberapa tahun yang lalu.
“Saya tidak ingat kapan saya merasakan panasnya cuaca seperti ini. Mungkin beberapa tahun yang lalu,” katanya sambil mengusap keringat yang menetes dari wajahnya menggunakan sebuah handuk kecil yang ia gantungkan di pundaknya.
Meskipun begitu, pria tua ini mengatakan cuaca panas tak membuatnya ingin membatalkan puasa. Justru, ia mengaku siap melawan panasnya terik matahari yang sangat menyengat.
“Setidaknya selama Ramadhan, saya tidak menganggap diri saya sebagai seorang pria tua,” katanya sambil tersenyum.
“Saya mengerti sangat sulit berpuasa selama 16 jam dalam cuaca yang sangat panas seperti ini dan tanpa air. Tetapi, ini akan lebih membuatmu memahami rahmat Allah,” katanya.
Kantor Meteorologi meramalkan cuaca panas ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim. Selain itu, Meterologi juga memprediksi akan terjadi hujan ringan di musim hujan ini sehingga menyebabkan cuaca yang lebih panas pada Juli nanti.