REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Pada Ramadhan tahun ini diperkirakan Pakistan akan mulai berpuasa pada Senin (30/6). Dikarenakan kondisi cuaca Pakistan saat ini tengah mengalami cuaca panas yang panjang, sehingga sulit untuk melihat bulan baru. Dapat dikatakan bahwa cuaca panas pada Juli merupakan bulan terpanas di Pakistan. 

“Tahun ini cuaca panas sangat panjang dan lebih panas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, akan lebih panas lagi pada bulan depan,” ujar Gulzar Hussein, salah satu penjual di Pasar Karachi, seperti yang dikutip dari OnIslam (28/6). 

Ia berkata, periode cuaca panas tahun ini adalah cuaca panas paling lama yang pernah Ia alami. Meskipun, cuaca sangat terik dengan panas matahari saat Ramadhan, Ia percaya dan yakin bisa mengalahkan panasnya cuaca saat berpuasa.

“Saya sepenuhnya siap mengalahkan panas. Setidaknya saya tidak menganggap diri saya sudah tua,” lanjut pria yang berjanggut itu. 

Kantor Meteorolofi Pakistan mengatakan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya cuaca panas belum pernah terjadi pada Juli. Menurut mereka, hal tersebut disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim bahkan, diperkirakan kemungkinan turun hujan sangat rendah. Bahkan, suhu hampir menunjukan 50 derajat celcius. 

Gulzar mengatakan, memang sangat sulit untuk menjalani periode puasa selama 16 jam dalam kondisi cuaca yang panasnya matahari sangat terik. Tetapi, hal itu merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah S.W.T untuk memahai karunia-NYA. 

Biasanya ketika cuaca panas menghamiri Pakistan, masyarakat mengantisipasinya dengan menggunakan turban bagi laki-laki sedangkan wanita lebih memilih membasahi selimut dan menjaganya agar tetap basah untuk mengurai hawa panas. Selain itu, orang tua juga melarang anak-anak mereka untuk bermain diluar sedangkan pemuda-pemudi lebih memilih mengahabiska waktu cuaca panas dengan berada di kolam renang.