Negara Aktif Menghidupkan Ramadhan (2-habis)

Red: Damanhuri Zuhri

Ahad 29 Jun 2014 11:29 WIB

Muhammad (Kaligrafi) Foto: Wikipedia Muhammad (Kaligrafi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

Rasulullah SAW dan para sahabat menghidupkan Ramadhan.

Setelah muncul kesepakatan, Umar memberi instruksi kepada seluruh Muslim di bawah kepemimpinan Islam untuk melaksanaan shalat tarawih setelah shalat isya saat Ramadhan pada 635 Masehi.

Instruksi ini diberikan karena Rasulullah SAW mengerjakannya sebagai amalan sunat. Sifat shalat tarawih pun dipertegas sebagai amalan sunat, seperti tuntunan Rasul. 

Pada masa Dinasti Abbasiyah, sekira 800 Masehi, lampu-lampu juga mulai digunakan untuk menerangi masjid-masjid pada saat Ramadhan.

Islamic Aesthetics, Gardens and Nature di laman Muslim Heritage mengungkapkan, pada abad ke-10 Masehi di masa Dinasti Umayyah menjelang Ramadhan, taman dan kompleks masjid di Cordova dan Damaskus dibenahi.

Sepanjang Ramadhan, masjid-masjid bahkan diperindah dengan lampu-lampu Maksurah. Minyak dan lilin yang digunakan sebagai penerangan juga sengaja dicampur dengan minyak wangi agar masjid menjadi  harum.

Puasa, juga pernah dijadikan sebagai kurikulum pendidikan Islam.  Nabil Nofal dalam artikelnya yang berjudul Al-Ghazali's Theory of Educational menjelaskan al-Ghazali (1058 M-1111 M) dalam menyampaikan konsep pendidikan pada zaman itu, selain  wawasan dan pengetahuan, anak-anak sekira usia tujuh tahun juga harus sudah mulai diperhatikan pendidikan keagamaanya.

Mereka harus mulai diajarkan dasar-dasar agama termasuk praktiknya seperti shalat dan puasa. Mereka bisa diajarkan puasa beberapa hari di bulan  Ramadhan sebelum perlahan-lahan bisa melaksanakannya sebulan penuh.

Hukum-hukum Islam seperti tidak mencuri, tidak makan makanan haram,  berbohong, berkhianat dan nilai-nilai luhur lainnya juga mulai kenalkan.  Mungkin pada masa ini mereka belum bisa memahaminya. Namun, beranjak  dewasa mereka akan paham nilai-nilai yang diajarkan.

Terpopuler