"Megengan" Tradisi Warga Sambut Ramadhan

Red: Chairul Akhmad

Sabtu 28 Jun 2014 14:15 WIB

Selain megengan, warga Lampung juga menjalani tradisi belangiran dengan mandi di sungai. Foto: Antara/Kristian Ali Selain megengan, warga Lampung juga menjalani tradisi belangiran dengan mandi di sungai.

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG TIMUR – Warga Desa Sukorahayu Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur menggelar tradisi menyambut bulan suci Ramadhan 1435 Hijriah berupa saling tukar makanan antar warga bertempat di masjid yang disebut dengan “megengan”.

"Kami berharap, melalui tradisi megengan warga dapat menyucikan hati dengan saling bermaafan serta bentuk ucapan rasa syukur menyambut datangnya bulan Ramadhan,” ujar Kepala Desa Sukorahayu, Kasbullah, pada acara Megengan di Sukorahayu, Lampung Timur, Sabtu, (28/6).

Megengan hanya merupakan tradisi warga desa ini yang mayoritas nelayan. Tradisi ini tidak ada sangkutannya dengan nilai-nilai ibadah. “Ini hanya tradisi bersyukur kami dalam bentuk tukar makanan yang kami makan bersamaan,” kata Kasbullah.

Tradisi megengan, ia menegaskan, merupakan acara rutin yang digelar warga Sukorahayu setiap menjelang datangnya bulan Ramadhan, sebagai salah satu bentuk ucapan syukur warga Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut dia, dalam menyambut bulan suci, setelah melakukan tradisi Megengan, acara yang dilakukan oleh warga Desa Sukorahayu adalah membersihkan tempat ibadah dan tempat pemakaman umum (TPU).

Kasbullah menjelaskan, meskipun megengan bukan salah satu syariat Islam, namun tidak ada salahnya jika warga bersedekah untuk bersyukur dalam bentuk makanan serta melestarikan tradisi masyarakat pada umumnya.

Karena itu, melalui megengan, ia mengajak seluruh wrganya tetap menjaga kesucian bulan Ramadhan melalui ibadah yang khusyuk serta menghargai antara satu dengan lainnya.

Terpopuler