REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menyoal penentuan awal Ramadhan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memilih pandangan ruhyat hilal global, Jumat (27/6) kemarin. Perbedaan awal Ramadhan terjadi karena penggunaan penentuan awal Ramadhan yang berbeda.
Ketua Lajnah Tsaqofah DPP HTI, Hafidz Abdurrahman menyatakan dalam penentuan awal Ramadhan, HTI menggunakan Ruhyatul hilal secara global. Ia menerangkan, ada tiga jenis ruhyatul hilal, yaitu ruhyatul seluruh dunia (global-red.), ruhyatul berdasarkan jarak dan ruhyatul berdasarkan hisab.
“Jadi perbedaan yang muncul sekarang ini, dalam konteks ruhyat saja terdapat minimal dua, yaitu ruhyat secara untuk seluruh dunia dan itu yang dipakai oleh Hizbu Tahrir ”, katanya berjalan dari depan istana Negara hingga Silang Monas.
Menanggapi perbedaan awal Ramadhan tersebut, pihaknya menghargai pendapat. Alasannya, karena kedua penentuan awal Ramadhan pada dasarnya sama saja.
Terakhir ia berpesan agar umat Islam tidak mengisi bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dengan ketaatan.
“Didalam momentum yang penuh berkah ini, tidak semestinya diisi oleh umat Islam kecuali dengan ketaatan. Kalo tidak mereka akan menyia-nyiakan momentum baik ini dan mereka tidak akan mendapatkan nilai yang berlipat ganda, yang Insya Allah”, ia mengungkapkan.
Terakhir ia menghimbau kepada seluruh umat Islam untuk meningkatkan ketaatan, meninggalkan segala bentuk kemaksiatan.
“Karena itulah esensi dari puasa dan itu hanya bisa diwujudkan apabila umat Islam berada dalam naungan khilafah”, pungkasanya diakhir wawancara. *MGROL26