REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Jika biasanya para pedagang di Jeddah diuntungkan dengan adanya bulan Ramadhan, berbeda dengan momen kali ini. Karena bulan Ramadhan beriringan dengan datangnya liburan musim panas, sejumlah penduduk memilih meninggalkan Arab Saudi untuk berlibur. Bahkan keluarga anggota ekspatriat Arab Saudi turut mengemasi barang mereka menuju tempat berlibur.
"Biasanya saya menghasilkan rata-rata SR8000 per hari, tetapi penjualan menurun sampai SR5, 000 liburan ini," kata Abdul Hakeem, salesman toko kelontong di distrik Safa, seperti dilaporkan arabnews.com, Jumat (27/06).
Ia menyatakan tak yakin situasi sepinya bisnis ini akan berubah saat Ramadhan datang. Beberapa toko di Jeddah memutuskan untuk mengambil tindakan pre-emptive dengan mengumumkan penjualan satu minggu menjelang Ramadhan.
Menurut seorang Supervisor Hypermart ternama di Jeddah, liburan musim panas sangat mempengaruhi penurunan barang eceran selama satu minggu ini. Tokonya sendiri mengalami keanjlokan pendapatan meskipun beberapa kali melakukan promosi untuk meningkatkan penjualan komoditas utama seperti gula, beras, dan minyak.
Lain halnya dengan pedagang toko di Hera, Sari. Karena dekat dengan pantai dan pinggir laut, penjualan mereka meningkat dengan banyaknya pengunjung yang datang ke tempat wisata setempat.