Peneliti Astronomi Saudi: Satu Ramadhan Jatuh Pada Ahad

Rep: mgrol25/ Red: Agung Sasongko

Jumat 27 Jun 2014 22:00 WIB

Masjidil Haram Foto: Republika/Heri Ruslan Masjidil Haram

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Pada Jumat (27/6),  menjadi momentum bagi seluruh umat islam, untuk menunggu penentuan awal bulan suci Ramadhan. Astronom Saudi dalam wawancaranya dengan onislam.net, memperkirakan Ramadhan akan terjadi pada Ahad.

“Tidak mungkin melihat bulan sabit pada Jumat, karena bulan akan menghilang sebelum matahari terbenam,” tutur Khaled Al Zaaq, anggota Union for Space Sciences dan Astronomi, Jumat (27/06).

Zaaq pun menambahkan, berdasarkan terbenamnya bulan pada hari Jumat, awal bulan Ramadhan akan berbeda di setiap negara. Apalagi setiap negara memiliki metode yang berbeda.

"Ada yang hanya menggunakan mata telanjang, dan ada pula yang menggunakan perhitungan astronomi," kata al-Zaaq.

Hassan Basurah, kepala astronomi Universitas King Abdulaziz sepakat dengan hal tersebut. Menurutnya, bulan tidak dapat terlihat di beberapa daerah di Britania. Karena itulah, ia menilai teknologi akan sangat berperan penting selama dua tahun ke depan.

Perbedaan waktu Ramadhan selalu menjadi kontroversi setiap tahunnya. Kontroversi ini membingungkan umat muslim dalam menandai awal dan akhir puasa. Bahkan sebagian ulama bersikukuh negara-negara lain harus mengikuti penampakan bulan yang terjadi di Arab Saudi.

Terpopuler