Dialog Kriteria Hilal Perlunak Perbedaan

Rep: c78/ Red: Agung Sasongko

Jumat 27 Jun 2014 21:15 WIB

Sidang isbat 1435 Hijriah Foto: Republika/ Tahta Aidilla Sidang isbat 1435 Hijriah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Paskasidang isbat penetapan awal Ramadhan 1435 hijriah, para peserta sidang yang terdiri dari para tokoh ormas Islam, jajaran pejabat kementerian agama, tim hisab rukyat Kemenag dan para pakar rukyat dan astronomi sepakat untuk melakukan dialog terjadwal. Tujuannya, agar dibangun saling pengertian antara sesama ormas Islam dalam penetapan awal Ramadhan.

Dengan begitu, dimungkinkan adanya kesepahaman yang berujung kesepakatan tentang persatuan penetapan awal bulan-bulan qamariyah.  "Ke depan kita harus lebih banyak melakukan kajian yang melibatkan tokoh ormas dan pakar untuk menyamakan kriteria imkan rukyat," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Jumat malam (27/6). 

Dengan adanya dialog, penetapan kapan hilal dimungkinkan untuk diamati pun akan jelas dan perbedaan antarormas dalam menetapkan awal ramadhan akan melunak. Definisi hilal, kata Menag, akan berpeluang untuk disepakati agar ada kesamaan dalam penanggalan bulan qamariyah. Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan satu Ramadhan pada Ahad (29/6). 

Lebih lanjut, Sekretaris Bimbingan Masyarakat Islam Kemag Muhammadiyah Amin mengatakan, akan dilakukan tindak lanjut atas wacana yang baru saja bergulir pada sidang Isbat, tentang dialog antarormas untuk pembuatan tanggal kalender qamariyah serta keseragaman dalam penetapan awal ramadhan.

"Kita harus membuat program untuk itu, karena itu wacana baru, nanti ada perencanaan anggarannya dan hal lain," kata dia. Pertemuan tersebut akan direncanakan rutin paling tidak satu bulan sekali dan pemerintah berperan sebagai fasilitator diskusi.

 

Terpopuler