REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pelaksanaan hisab rukyah untuk menentukan awal Ramadhan 1435 Hijriah yang dilaksanakan petugas di Menara Al Husna Kompleks Masjid Agung Jawa Tengah di Jalan Gajah Raya Semarang, Jumat petang, gagal melihat hilal karena tertutup awan.
Pengamatan hilal dari menara setinggi 95 meter yang menggunakan teropong digital tersebut diikuti oleh perwakilan Majelis Ulama Indonesia, Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, sejumlah ulama dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, serta kalangan akademisi di wilayah Kota Semarang.
Wakil Ketua Tim Hisab Rukyah Provinsi Jateng Slamet Hambali mengatakan hilal tidak terlihat karena tertutup awan dan tingginya masih di bawah dua derajat. "Selain tertutup awan, tinggi hilal hakiki hanya nol derajat 23 menit 28,57 detik, sedangkan untuk bisa terlihat ketinggian hilal harus di atas dua derajat," katanya.
Berdasarkan hasil penghitungan sistem ephemeris yang dilakukan secara khusus oleh tim Hisab Rukyah Provinsi Jateng di MAJT, umur hilal adalah dua jam 20 menit pada saat matahari terbenam yakni pukul 17.35 WIB. Menurut dia, hasil pengamatan hilal di MAJT ini telah dilaporkan ke Kementerian Agama sebagai bahan pelaksanaan sidang isbat di Jakarta.
"Berdasarkan laporan yang akan kami sampaikan ini kemungkinan besar, pemerintah pusat akan menetapkan 1 Ramadhan 1435 Hijriah pada Ahad (29/6) karena pada saat ini hilal tidak terlihat," ujar dosen IAIN Walisongo Semarang itu.