Referensi Astronomis Nyatakan Hilal Belum Terlihat

Rep: c57/ Red: Agung Sasongko

Jumat 27 Jun 2014 19:26 WIB

Rukyatul Hilal Foto: Antara Rukyatul Hilal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) RI dari utusan Instansi Planetarium dan Observatorium Jakarta, Cecep Rusmendaya, menyatakan 'hilal' tidak akan terlihat (visible) jika ditinjau dari referensi astronomis.

"Metode yang digunakan untuk menentukan awal Ramadhan saat ini bukan hanya hisab, tapi juga rukyat. Saat ini, proses merukyat hilal sedang dilakukan di 63 titik di seluruh Indonesia," ujar Cecep kepada para wartawan, Jumat (27/6) petang di Kantor Kemenag RI.

Jadi, meskipun berdasarkan hisab, ketinggian hilal yang dapat dilihat sebesar 0,62 derajat di Pelabuhan Ratu, namun observasi astronomis dengan merukyat hilal harus tetap dilakukan. "Ini tidak main-main, rukyat dilakukan di 63 titik. Jadi, saat ini kami belum bisa memastikan hasil rukyat di lapangan, sedang dalam proses," ujar Cecep.

Hasil rukyat, kata dia, harus tetap dihargai. Apakah nanti ada perukyat yang melaporkan melihat hilal atau tidak. "Rukyat sebagai pembuktian dari hisab. Hasil rukyat nanti akan dibahas dalam sidang Isbath, lalu digodok dan disimpulkan oleh pemerintah dan ormas-ormas Islam untuk menentukan awal Ramadhan," ungkap Cecep. 

Pelabuhan Ratu merupakan titik hilal yang paling tinggi, sebesar 0,62 derajat, dilihat dari referensi hisab astronomis. Jadi, proses merukyat hilal merupakan pembanding untuk membuktikan hisab.  

Terpopuler