Papajar Sambut Ramadhan

Rep: C65/ Red: Djibril Muhammad

Jumat 27 Jun 2014 14:11 WIB

Intensitas ibadah harus bertambah selama Ramadhan. Foto: AP Photo/Hassan Ammar Intensitas ibadah harus bertambah selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, Puluhan warga Desa Nyenang, kecamatan Cipendeuy duduk berkumpul di sebuah lahan terbuka beralaskan karpet.

Mereka duduk sambil menyaksikan pasanggiri silat yang ditampilkan beberapa anak di desa itu. Sedangkan para ibu terlihat sibuk membawa aneka makanan dari dalam rumah untuk disajikan dalam acara Papajar.

Papajar merupakan tradisi makan bersama untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Wasna Permana, yang merupakan budayawan Sunda menjelaskan, papajar biasanya hanya dilakukan di lingkup keluarga.

Namun, melihat pentingnya papajar tersebut, Wasna mulai membiasakan papajar menjadi acara makan bersama seluruh warga desa.

Makanan yang disajikan terdiri dari berbagai menu makanan tradisional. Makanan tersebut merupakan sumbangan sukarela dari masing-masing warga. Dikatakan Wasna, ada yang memberi makanan jadi ataupun bahan mentah yang kemudian dimasak di rumah salah satu warga.

"Dengan papajar seperti ini merupakan pencerminan masyarakat yang biasa bersilaturahmi," ujar dia.

Dahulu, Wasna mengatakan, dalam menyambut bulan Ramadhan, sebuah keluarga membawa makanan dari rumah untuk dimakan bersama di sawah. Hal itulah yang dituangkan Wasna dalam papajar di desa ini.

Sebelum mendatangi lapangan, warga diharuskan berjalan  dengan membawa hasil tani dengan rerodaan. "Tidak jauh, hanya berjalan sekitar 200 m," kata dia.

Sambil menunggu para ibu menyajikan makanan, selain dihibur dengan pasanggiri silat, para anak juga dibebaskan untuk bermain kaulinan Sunda yang memang sudah disiapkan Wasna lengkap dengan buah sebagai target penembakan dengan sumpit. Adapula beberapa anak yang sibuk berjalan memakai egrang.

Asep Dendih, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung Barat mengaku senang karena usaha desa ini dalam mempertahankan tradisi. "Tidak ada campur tangan sama sekali dari pemerintah, semua ini murni dari masyarakat," kata dia, Kamis (25/6) usai menghadiri papajar.

Dia juga mengimbau agar kebudayaan Sunda pada umumnya dan kebudayaan KBB khususnya, dapat terus bertahan meski di zaman modern seperti ini.

Terpopuler