Mendongkrak Kepedulian Sosial (2-habis)

Red: Chairul Akhmad

Jumat 27 Jun 2014 11:12 WIB

Puasa hendaknya dijadikan pelecut semangat dalam kerja maupun ibadah. Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Puasa hendaknya dijadikan pelecut semangat dalam kerja maupun ibadah.

Oleh: Damanhuri Zuhri

Melalui Ramadhan, seorang Muslim hendaknya gemar berzakat dan berinfak. Sebab, kehadiran bulan ini merupakan sarana efektif menguatkan solidaritas sosial. Ini harus bisa diwujudkan dalam aktivitas nyata secara bersama-sama.

Ketua Yayasan Daarul Quran Nusantara, Ustaz Anwar Sani, menjelaskan, Islam merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk turut serta membangun tatanan masyarakat di muka bumi. Risalahnya tak sekadar ibadah, tapi mencakup pula kepedulian terhadap problem sosial.

Menurut penulis buku “Jurus Menghimpun Fulus” itu, kiat sederhana berbagi di Ramadhan ialah menyedekahkan jatah makan siang yang terhapus selama bulan itu. Hikmah berpuasa ialah menahan lapar dan dahaga.

Ini agar mereka yang diberikan kelapangan rezeki bisa merasakan penderitaan kalangan dhuafa. Bagi orang yang mendapatkan hikmah, katanya, akan tergerak jiwa sosialnya untuk berbagi dengan orang lain.

Ia menjelaskan, agar puasa dapat menjadi daya dorong solidaritas, baik individu maupun institusi, amalan sunah yang dijalankan di Ramadhan bernilai pahala ibadah wajib, sedangkan yang wajib ganjarannya dilipatgandakan hingga 70 kali lipat.

Ia menambahkan, Rasulullah menjadi jauh lebih dermawan pada bulan Ramadhan. Semangat ini pun penting menjadi motivasi untuk berbagi.

Ia beranalogi, jika di luar Ramadhan Allah bisa membalas kebaikan dan sedekah 10 kali lipat hingga 700 kali lipat, bagaimana aktivitas itu dijalankan di Bulan Suci. “Perlipatannya pun menjadi luar biasa.”

Merugilah orang-orang yang menyia-nyiakan kesempatan berbagi di Ramadhan. Mari tunaikan zakat, perbanyak sedekah. “Insya Allah rezeki melimpah, dan karunia Allah pun bertambah,” kata Sani.

Terpopuler