Nuansa Turki di Jerman

Rep: c64/ Red: Agung Sasongko

Kamis 26 Jun 2014 23:59 WIB

Muslim Turki  (ilustrasi) Muslim Turki (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Meski umat Islam di Jerman merupakan minoritas. Namun, atmosfer Ramadhan di sana cukup semarak.

Pasalnya, umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul dan meramaikan masjid. Mereka adakan agenda kegiatan setiap hari. Mulai dari buka bersama hingga pengajian.

Suratno, Dosen Falsafah dan Agama Universitas Paramadina, yang selama empat tahun berdiam di Jerman, mengaku umat Islam asal Turki mendominasi setiap masjid.Sebabnya, tradisi Turki  begitu kental mewarnai atmosfer Ramadhan di Jerman.

“Bagi saya hal yang paling terkenang hingga saat ini adalah ketika berkah Ramadhan sampai dirasakan oleh para warga Jerman,” ujar pria yang mengenyam pendidikan Doktor dengan bidang Politik Antropologi dan Agama di Universitas Frankfurt, Jerman.

Terdapat beberapa jenis makanan yang rutin dan selalu ada ketika berbuka puasa bersama di Masjid Turki itu, salah satunya adalah Turkish Delight yang bentuknya seperti kue mochi. Kue Turkish Delight itu selalu ada dan wajib sama halnya dengan kurma yang selalu ada disiapkan untuk berbuka puasa.

Yang menarik, ada tradisi di Jerman yang mengharuskan memeriksakan diri ketika anak-anak pertama kali menjalankan puasa. Biasanya, anak-anak Muslim Jerman akan melaksanakn Ibadah puasa pertama pada usia 13 – 14 tahun.

Sebelum Ramadhan tiba, orang tua anak-anak itu akan memerikasakan kondisi kesehatan anak-anaknya, apakah dikatakan sehat untuk menjalankan puasa. Ternyata tak hanya anak-anak saja melainkan lansia juga harus memeriksakan dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

"Kita ketahui bahwa periode puasa di Indonesia dengan di Jerman sangat Jauh berbeda. Dimana di umat Muslim di Indonesia berpuasa hingga 12-13 jam sedangkan, umat Muslim di Jerman harus berpuasa selama 19 jam pada musim panas. Tetapi, ketika musim dingin periode puasa umat Muslim akan lebih singkat sekitar 10-11 jam berpuasa," kata dia.

Ia mengungkap umat  Muslim tidak akan kesulitan untuk menemukan makanan halal, yang mana seringkali penjualnya adalh warga asal Turki dan Maroko.  Bahkan makanan dan sayuran yang kerap dimana-mana ada di Indonesia juga ada di Jerman.

Walaupun memang dikatakan harganya lebih tinggi dibandingkan dengan makanan Jerman. Seperti halnya Tempe dan Kangkung yang harganya lebih mahal dibandingkan dengan daging ayam per kilonya. Bahan-bahan makanan yang sesuai dengan selera orang Asia biasanya ada di Toko Asia.

Terpopuler