REPUBLIKA.CO.ID,
Diperkirakan tinggi hilal pada Jumat (27/6) belum lebih dari dua derajat.
Di Semarang, salah satu titik pengamatan adalah Bandengan. Selain itu, Pantai Kodok dan Pantai Marina juga merupakan pengamatan. Di Yogyakarta, Pantai Parangtritis masuk sebagai tempat pengamatan tim pengamatan hilal.
Dalam pengamatan hilal, Lajnah Falakiyah NU bekerja sama dengan Badan Hisab dan Rukyat setempat. ’’Kami pun bermitra dengan kantor Kementerian Agama (Kemenag) yang ada di daerah,’’ katanya.
Maryan menuturkan, NU menempatkan sebanyak empat orang pada setiap titik pengamatan. Meski demikian, ada sebagian tim Kemenag yang bergabung. Biaya pengamatan hilal tak sampai ratusan juta rupiah.
Namun, Maryan tak menyebut angka pasti biaya yang harus dikeluarkan Lajnah Falakiyah untuk mengamati hilal. Hal yang pasti, kata dia, semua dana tersebut berasal dari swadaya, termasuk makan dan minum untuk tim pengamatan.
Perbedaan Ramadhan
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan, awal Ramadhan tahun ini kemungkinan akan mengalami perbedaan. Meski demikian, ia berharap umat Islam saling menghormati.
Din menuturkan, perbedaan ini mestinya tak melahirkan pertentangan. Sebab, kondisi semacam itu akan mengakibatkan konflik yang berujung kekerasan.
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Noor Ahmad menyerukan imbauan. Selama bulan suci, mestinya umat Islam kian meningkatkan keimanan.
Noor Ahmad juga mengajak organisasi Islam aktif mengisi Ramadhan dengan beragam kegiatan. Tujuannya memperkaya nilai Ramadhan tahun ini. ‘’Kami meminta pula agar amal saleh ditingkatkan serta menyantuni dhuafa,’’ kata Noor.
Ini bukan hanya kewajiban individu. Idealnya, perusahaan tergerak memberikan santunan kepada dhuafa. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.