NU Pantau 90 Titik Hilal

Rep: C67/ Red: A.Syalaby Ichsan

Rabu 25 Jun 2014 14:56 WIB

Pemantauan hilal awal Ramadhan. Foto: Republika/Agung Supri Pemantauan hilal awal Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lajnah Falakuyah Nahdlatul Ulama (NU) akan menyelenggarakan pemantauan hilal (bulan) untuk menentukan awal Ramadhan pada Jumat (27/6). Sebanyak 90 titik di seluruh Indonesia akan dijadikan tempat pemantauan hilal.

Ketua Lajnah Falakiyah NU, KH Ghazali Masruri kepada RoL, Rabu (25/6) mengatakan, pemantaun hilal setiap akan menetapkan awal Ramadhan dilakukan setiap tahun. Menurutnya, tim yang akan diturunkan di lapangan pada saat pelaksanaan rukyatul hilal yaitu dari tim rukyat lajnah falakiyah NU di daerah-daerah.

“Mereka nantinya akan memberikan laporan hasil pantauannya,” ujar Kiai Ghazali.

Kiai Ghazali menuturkan, NU juga memiliki pakar ahli hisab. Namun, katanyai, NU hanya menganggap hasil dari hisab hanya sebatas prediksi. Oleh karena itu, hasil dari perhitungan hisab harus diuji dengan cara rukyatul hilal sesudah terbenamnya matahari.

Kiai Ghazali menjelaskan, tujuan dari diselenggarakannya rukyatul hilal yaitu sebagai bentuk uji materi. Menurutnya, di dalam perhitungan hisab yang dihasilkan oleh pakar hisab di NU masih juga banyak perbedaaan. Maka, disinilah rukyatul hilal penting untuk dilakukan.

“Untuk menwujudkan rukyatul hilal yang berkualitas,” katanya.

Lebih lanjut, Kiai Ghazali menambahkan, untuk mewujudkan hasil dari rukyatul hilal yang berkualitas maka, lajnah falakiyah NU juga berkerja sama dengan ahli astronomi. Alat-alat teknologi canggih seperti foto digital dan fotografi dalam rangka pelaksanaan rukyatul hilal juga digunakan.

Kiai Ghazali mengatakan, dalam melakukan rukyatul hilal, Lajnah Falakiyah NU memilih tempat-tempat startegis untuk mendukung diperolehnya hasil yang berkualitas. Diantara tempat yang dijadikan lokasi rukyatul hilal adalah lepas pantai, bukit atau menara-menara.

Kiai Ghazali menjelaskan, posisi hilal tahun ini umurnya sangat pendek. Menurutnya, posisi hilal berada pada nol derajat 25 menit 47 detik. Kiai Ghazali mengakui kondisi cuaca pada saat dilakukannya rukyatul hilal menjadi seringkali menjadi hambatan pemantauan. Namun, mengenai prediksi cuaca nanti, kata Kiai Ghazali bervariasi di setiap daerah.

Terpopuler