Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, Penegak Kebenaran (3-habis)

Red: Chairul Akhmad

Rabu 25 Jun 2014 10:43 WIB

Abu Lubabah adalah salah seorang pahlawan Muslimin. Foto: Blog.reuters.com Abu Lubabah adalah salah seorang pahlawan Muslimin.

REPUBLIKA.CO.ID, Abu Lubabah lalu mengisyaratkan kepada mereka dengan tangannya yang diletakkan ke lehernya, bahwa mereka akan disembelih. Maka ia menyuruh mereka agar tidak mau menerima.

Abu Lubabah menyadari kesalahannya. "Demi Allah, kedua kakiku belum beranjak dari tempatku melainkan telah mengetahui bahwa aku telah mengkhianati Allah dan Rasul-Nya."

Ia kemudian pergi ke masjid dan mengikatkan tubuhnya pada salah satu tiang. "Demi Allah, aku tidak akan makan dan minum hingga mati atau Allah mengampuni dosaku itu," ujarnya lirih.

Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum sehingga tak sadarkan diri, kemudian Allah mengampuninya. Lalu ada yang menyampaikan berita itu kepadanya, "Wahai Abu Lubabah, Allah telah mengampuni dosamu."

Ia berkata, "Tidak. Aku tidak akan membuka ikatanku sebelum Rasulullah datang membukanya."

Tak lama setelah itu, Rasulullah pun datang membukanya. Abu Lubabah berkata kepada beliau, "Kiranya akan sempurna taubatku, kalau aku meninggalkan kampung halaman kaumku, tempatku melakukan dosa. Dan aku akan menyumbangkan seluruh hartaku."

Rasulullah SAW menjawab, "Kau hanya dibenarkan menyumbang sepertiganya saja."

Begitulah. Abu Lubabah mendapat ampunan, baik dari Rasulullah SAW maupun dari Allah SWT. Dia pun aktif bersama kaum Muslimin lainnya dalam berbagai peperangan.

Dalam penaklukan Kota Makkah, ia memegang panji Bani Amru bin Auf, dan ia menyaksikan masuknya orang-orang secara berbondong-bondong ke dalam agama Islam. Abu Lubabah wafat pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib. (dinukil dari 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni)

Terpopuler