REPUBLIKA.CO.ID, Banyak orang yang menderita penyakit tertentu khawatir berpuasa. Alasannya jika berpuasa maka penyakitnya akan kambuh atau makin parah. Alasan tersebut sebenarnya salah karena puasa justru menyehatkan.
Bagi penderita maag, diabetes, dan mereka yang berusia lanjut, puasa bukanlah halangan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Tri Juli Edi Tarigan SpPD, mengatakan, penderita diabetes atau kencing manis yang boleh berpuasa adalah yang memiliki risiko sedang dan rendah.
Indikasinya adalah pemakaian insulin. Sedangkan yang tidak dianjurkan berpuasa adalah yang berisiko sangat tinggi dan tinggi. Hal ini diindikasikan dengan cuci darah dan gangguan fungsi ginjal.
Sebelum berpuasa, penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. "Kalau bisa dua sampai empat bulan sebelum Ramadhan berkonsultasi dulu dengan dokter. Hal ini akan memudahkan dalam pengaturan obat dan makanan selama puasa," katanya.
Tri Juli menyarankan, pasien diaebetes untuk selalu mengontrol gula darah. Ada tanda- tertentu ketika penderita diabetes harus membatalkan puasanya. Yaitu jika gula darah menjadi dan di bawah 60 mg/L. Juga ketika gula darah di atas 300 mg/L.
Kondisi lain adalah ketika gula darah menjadi 70 mg/L pada jam awal puasa." Untuk menjaga kestabilan gula darah, maka sebaiknya penderita mengonsumsi karbohidrat komplek seperti beras merah. Selain itu juga minum cukup dan mengurangi konsumsi lemak," jelasnya.
Konsultan Gastroenterologi, DR dr Ari Fahrial Syam, menyatakan penyakit lain yang sering dijadikan sandungan puasa adalah maag. Padahal penyakit ini justru akan membaik bila berpuasa. Hal ini karena saat berpuasa makan jadi teratur.
"Puasa juga otomatis mengurangi konsumsi camilan, rokok, kopi, dan minuman bersoda. Juga memperbanyak pengendalian diri. Minimal saat berpuasa keluhan jadi berkurang, terutama untuk penderita maag fungsional," katanya.
Menurut Ari, maag fungsional diakibatkan kesalahan pola makan. Penyakit ini diderita 86,41 persen penduduk Indonesia. Namun jika ada keluhan saat puasa maka segera mengonsumsi obat.
Hal berbeda diperlakukan untuk penderita maag organik. Yaitu sakit maag yang diakibatkan kanker dan tukak lambung. Hal ini ditandai maag yang baru diderita pada usia 45 tahun, berat badan turun, anemia, muntah darah, dan tidak bisa menelan. "Jika penderita maag organik sudah mulai pengobatan maka dia diperbolehkan puasa," tutur Ari.
Sementara itu, Konsultan Geriatri (lansia), DR dr Siti Setiati SpPDKGer FINASIM Mepid, mengatakan, puasa pada usia lanjut juga terbukti meningkatkan kesehatan dan memperlambat penuaan.
Ini karena puasa mengurangi asupan kalori 12 sampai 15 persen dari yang biasa dimakan. Membatasi kalori berarti mempelambat penuaan." Selain itu puasa juga menurunkan kadar lemak jenuh, trigleserida, dan asam urat," katanya.
Namun untuk pasien dengan kondisi tertentu, Siti menyarankan untuk tidak berpuasa. Yaitu bila menderita penyakit kronik degeneratif tidak terkendali seperti kencing manis, sedang menderita penyakit akut semisal infeksi saluran pernafasan atas, kondisi tubuh tidak bugar, dan mendapat pengobatan berupa suntikan.