Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, Penegak Kebenaran (1)

Red: Chairul Akhmad

Rabu 25 Jun 2014 09:27 WIB

Abu Lubabah adalah salah seorang pahlawan Muslimin. Foto: Blog.reuters.com Abu Lubabah adalah salah seorang pahlawan Muslimin.

REPUBLIKA.CO.ID, Abu Lubabah termasuk salah seorang Muslim pilihan yang telah membela dan menegakkan agama Islam.

Dia adalah salah seorang pahlawan Muslimin dalam peperangan, yang telah mempersembahkan diri dan nyawanya di jalan Allah untuk menegakkan kebenaran dan meninggikan agama-Nya.

Dia dilahirkan di Yatsrib (Madinah) yang subur dan banyak terdapat mata air, yang ditumbuhi pepohonan dan tumbuh-tumbuhan yang dapat dinikmati hewan dan manusia.

Memang tiap daerah memiliki pengaruh kuat terhadap sepak terjang seseorang dan arah pemikirannya. Begitu juga dengan penduduk Kota Madinah. Mereka pada umumnya dikenal memiliki akhlak yang luhur, pemaaf, berperasaan halus, dan suka berbuat baik pada sesamanya.

Abu Lubabah termasuk laki-laki seperti itu yang diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an, "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin)."

"Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung." (QS al-Hasyr: 9)

Istrinya adalah Khansa binti Khandam Al-Anshariyah dari golongan Aus. Pernikahan keduanya mendapat karunia seorang anak perempuan bernama Lubabah. Demikianlah, Abu Lubabah mendapatkan panggilannya.

Abu Lubabah termasuk orang pertama yang masuk Islam, ketika beberapa orang Anshar berjumpa dengan Mush'ab bin Umair di Madinah. Ia juga salah seorang Anshar yang menghadiri Baiat Aqabah Kedua.

Abu Lubabah kemudian kembali ke Madinah setelah pertemuannya dengan Rasulullah SAW. Ia merasa kagum sekali atas kepribadian dan keluhuran budi pekerti beliau.

Tak lama setelah itu Rasulullah SAW telah berada di tengah-tengah kaum Muslimin di Madinah, menyusun syariat dan menetapkan undang-undang yang dibawa oleh Jibril dari Tuhannya.

Terpopuler