REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, warga asli Betawi bersiap-siap melaksanakan tradisi Nganter Nasi.
Menurut Tabroni, sesepuh Kampung Betawi yang terletak di kawasan Situ Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Nganter Nasi adalah tradisi asli Betawi yang menjadi budaya sejak dulu dan masih terjaga sampai saat ini.
“Nganter Nasi atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan mengantarkan nasi ini adalah tradisi berupa memberikan hantaran bingkisan makanan kepada orang terdekat di wilayah tersebut,” ujar Tabroni, Senin (23/6).
Tabroni menjelaskan, hantaran yang dibawa dalam tradisi ini diutamakan kepada orang terdekat yang berusia lebih tua. Hantaran dapat diberikan kepada tetangga yang berusia lebih tua maupun kepada keluarga yang lebih tua.
Nganter Nasi identik dengan hantaran berisi makanan, di antaranya daging, nasi, dan kue yang biasanya berupa dodol. Hantaran tersebut biasanya diberikan dengan menggunakan rantang makanan.
Menurutnya, rantang pun identik dengan tradisi tersebut. Karena itu, tradisi Nganter Nasi menjadi satu paket dengan wadahnya yang selalu menggunakan rantang.
Tabroni menambahkan, rantang yang digunakan biasanya terbagi dalam tiga susunan. Tiap susun akan diisi dengan daging, nasi, dan dodol.
Karena rantang biasanya terdiri atas tiga susun maka ketiga jenis makanan tersebut dapat termuat dalam satu rantang sekaligus.