REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Pada Ramadhan lalu, umat Islam di Timur Tengah gempar dengan munculnya kurma asal Israel. Reaksinya pun cepat, buru-buru aksi menolak kurma dilakukan.
Namun, Israel tak kehabisan akal. Mereka menjual kurma dengan label yang menutup identitasnya. Misalnya saja, kurma itu diberinama Tepi Barat, Lembah Yordan, Laut Merah.
Menurut Harian Al-Kanz, kurma ini ditanam di tanah Palestina yang dijajah Israel. Itu sebabnya, Sahabat Alaqsha mengelar kampanye boikot kurma asal Israel. Dengan tajuk kampanye "Periksa Label Kurma", para aktivis meminta umat Islam memeriksa lebih teliti setiap kali membeli kurma.
"Perlu Anda ingat, kurma ini hasil dari tanah yang dijajah," kata organisasi tersebut. Kampanye pun disebarkan via jejaring sosial. Dengan hastag#icheckthelabel, setiap informasi tentang kurma asal Israel dipapar.
Pada tahun 2004 Mahkamah Internasional memutuskan bahwa permukiman Israel adalah ilegal karena dibangun di atas tanah Palestina dicuri. Bertani kurma merupakan salah satu kegiatan pertanian utama yang dilakukan oleh hampir setengah dari pemukiman ilegal Israel yang terletak di Jordan Valley itu.
Sebagian besar tanaman kurma Israel - sampai 80 persen -- diekspor, terutama ke Eropa dimana pangsa pasar sekitar 10 persen. Pada tahun 2005, ekspor buah kurma menjadi ekspor buah unggulan israel.