REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Memasuki bulan ramadhan 1435 Hijriyah, Polisi Pamong Praja (Pol PP) kota Depok akan melakukan razia terhadap Pekerja Seks Komersial (PSK). Razia ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana ibadah yang tertib dan nyaman bagi masyarakat menjalankan ibadah puasa.
"Untuk puasa tidak ada intensitas peningkatan razia, namun akan ada operasi besar-besaran," ujar Nina Suzanna Kasad Pol PP Depok (24/6). Ia menambahkan razia terhadap PSK dikakukan setiap saat. Bukan hanya menjelang bulan puasa saja. Biasanya razia dilakukan Per tiga bulan sekali, enam bulan sekali bahkan satu bulan sekali.
Untuk waktu pelaksanaan razia besar-besaran ini diakui Nina adalah rahasia dari pihak pol PP. "Hal ini untuk menghindari kebocoran informasi dan kaburnya para PSK, "ujarnya.
Ia menambahkan tidak adanya tempat resmi lokalisasi di Depok membuat para PSK ini berada di berbagai tempat. Ada yang berbentuk rumah tinggal dan ada juga yang berbentuk tempat wisata. "Ini menyulitkan kami juga untuk mengetahui lokasi dari lokalisasi tersebut," paparnya.
Namun, ia mengatakan pihak Pol PP telah bekerjasama dengan tokoh masyarakat untuk mendapat informasi terkait lokasi beradanya para PSK di kota Depok. "Selain blusukan, kita juga bekerjasama dengan relawan dari masyarakat sekitar," katanya.
Untuk jumlah PSK di kota Depok, Nina mengaku bahwa sudah ada penurunan dari tahun lalu. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan razia jumlah PSK yang ditemukan semakin Berkurang. "mereka mungkin sudah insyaf atau berpindah wilayah, jadi bukan di Depok lagi," ujarnya
Ia menambahkan, sekali mengadakan razia pihak Pol PP menangkap lima sampai tujuh orang. "Paling banyak 15 orang," tambahnya. Kebanyakan para PSK yang terjaring razia ini bukan warga Depok. "Orang Depok cuma ada satu atau dua orang saja," ujarnya.