Kue Kering Khas Bekasi Ramai Diburu

Red: Agung Sasongko

Selasa 24 Jun 2014 15:48 WIB

Kuliner khas Ramadhan. Foto: Republika/Aditya Pradana Putra Kuliner khas Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kue kering khas Bekasi, Jawa Barat, mulai ramai diburu masyarakat menjelang tibanya bulan suci Ramadhan dan perayaan Idul Fitri 1435 H/2014.

"Kue kering yang kita buat di antaranya geplak, kembang goyang, akar kelapa, dodol kampung, biji ketapang, wajik, kue bugis, gemblong, kue cucur, uli goreng dan berbagai makanan khas Bekasi lainnya," kata pengusaha oleh-oleh khas Bekasi Mpok Nini, Deny Ardini di Bekasi, Selasa (24/6).

Dapur pembuatan kue tersebut berada di rumah keluarganya di Jalan Letnan Arsyad RT02/RW01 Nomor 57 Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. "Menjelang Lebaran seperti saat ini kami meningkatkan jumlah produksi kue dari penggunaan bahan baku pada hari biasa sekitar 5 kilogram, kini bisa sampai 10 kilogram lebih per hari," katanya.

Menurutnya, jumlah pemesan kue khas Bekasi kali ini meningkat signifikan sejak beberapa pekan lalu. "Pemesannya bisa sampai puluhan bungkus per orang. Ada yang perorangan hingga perusahaan," katanya.

Kue yang dijual pun beragam harganya, seperti akar kelapa dijual Rp15.000 per kantong, Bandeng Rorot Rp17.000 per porsi, biji ketapang Rp30.000 per kantong, geplak Rp30.000 per kantong, telor gabus keju Rp15.000 per kantong. "Ada juga yang kita jual per paket seharga Rp100.000 per paketnya isi akar kelapa, kembang goyang, biji ketapang, telor gabus, dan lainnya," katanya.

Kondisi tersebut membuat pihaknya keteteran memenuhi jumlah pesanan mengingat jumlah pekerjanya hanya empat orang. "Seluruhnya adalah saudara saya. Mulai dari nenek, bibi, adik, dan ibu saya sendiri," katanya.

Nama Mpok Nini yang diadopsi dari nama ibu kandungnya itu saat ini mulai dikenal luas masyarakat berkat teknik pemasaran yang modern. "Saat ini dalam memasarkan makanan Mpok Nini, hanya melalui media online dengan alamat www.oleholehbekasi.com, atau melalui media sosial lainnya seperti Facebook, Tweeter dan lain," katanya.

Deny mengaku, keinginannya memproduksi makanan khas Bekasi karena kegelisahannya terhadap Kota Bekasi yang hingga saat ini masyarakat masih kesulitan mencari makanan khas Bekasi. "Setiap daerah ada ciri khas makanannya. Kalau ke Bekasi, orang masih bingung apa yang dapat dijadikan oleh-oleh dari Bekasi," katanya.

Dia berharap, pendapatan kali bisa tertongkrak signifikan dengan datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Terpopuler