REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ferry Kisihandi
LONDON -- Ramadhan tahun ini Muslim Inggris menghadapi kondisi menantang. Pada bulan suci yang bertepatan dengan musim panas, mereka harus berpuasa selama 19 jam. Tak hanya itu, jarak antara buka puasa dan sahur hanya lima jam.
Masjid di London, Inggris, telah memublikasikan jadwal Ramadhan. Dari jadwal terungkap, shalat Subuh pada hari pertama Ramadhan pada pukul 02.48 waktu setempat. Shalat Maghrib yang bersamaan dengan buka puasa pukul 21.25 waktu setempat.
Biasanya, masjid tersebut menetapkan awal Ramadhan dan Idul Fitri sesuai dengan ketetapan Pemerintah Arab Saudi. Mereka memastikan awal Ramadhan dan Idul Fitri berdasarkan metode rukyat atau melihat bulan baru dengan mengamati langsung.
Menurut Europen Council for Fatwa and Research di sejumlah negara Eropa Barat, matahari baru menghilang pada pukul 23.00 waktu setempat.
Sekjen European Council for Fatwa Syekh Hassan Halawa mengatakan akan berkunjung ke Swedia dan sejumlah negara Eropa lainnya. Ia ingin mengetahui jadwal shalat dan mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan mengenai Ramadhan.
“Tentu tak dapat diterima kalau Muslim Inggris tak berpuasa dengan alasan siang lebih panjang daripada malam,” kata Halawa, seperti dilansir Al-Arabiya, Ahad (22/6). Sebab, Muslim di negara lain mungkin menghadapi kondisi lebih sulit.
Sebab, bisa jadi panas di negara-negara tersebut, kata Halawa, lebih panjang dibandingkan Inggris. Ia mencontohkan, shalat Subuh di Stockholm, Swedia, pukul 01.50 waktu setempat, sedangkan shalat Maghrib pada pukul 22.00 waktu setempat.
Ini berarti, Muslim di Stockholm akan menjalani puasa lebih lama satu jam daripada Muslim di Inggris. Mereka tak makan dan minum selama lebih dari 20 jam. Maka, komunitas Muslim di kedua negara itu mesti bersabar menjalani siang yang lama.
Berdasarkan data statistika terakhir, jumlah Muslim di Inggris telah melampaui 2,5 juta jiwa. Dalam beberapa tahun mendatang Muslim di negara tersebut akan meningkat secara signifikan.