REPUBLIKA.CO.ID,
Pembatasan kuota menurunkan jumlah jamaah umrah tahun ini.
JAKARTA — Ramadhan menjadi daya tarik sebagian umat Islam untuk menunaikan umrah. Mereka meyakini ada keistimewaan berumrah saat bulan suci, yakni pahala yang setara dengan ibadah haji.
“Ini tren positif dalam arti bukan karena ikut-ikutan, tetapi kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas ibadah pada Ramadhan,” kata Sekjen Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Muharom Ahmad akhir pekan lalu.
Namun, tahun ini peserta umrah yang terdaftar di Himpuh menurun. Sepanjang Ramadhan tahun 2014 diperkirakan hanya 200 orang. Penyebabnya, pembatasan umrah pada Sya’ban dan Ramadhan sejak 2013 hingga 2016 mendatang.
Pembatasan diterapkan karena Pemerintah Arab Saudi sedang mempercepat pembangunan area Masjidil Haram. Baik kuota haji maupun umrah mengalami pemangkasan kuota sebesar 20 persen.
Penyebab lainnya, nilai dolar AS yang tinggi terhadap rupiah membuat harga paket umrah terkerek naik. Rata-rata kenaikan biaya umrah berkisar antara 30 sampai 80 persen tergantung akomodasi dan hotel yang akan digunakan jamaah.
Maka dari itu, ada calon jamaah umrah memutuskan menunda keberangkatannya ke Tanah Suci. Pertimbangan ini diambil oleh kalangan calon jamaah menengah ke bawah. Sedangkan kalangan atas, pemilu presiden menjadi pertimbangan.
Namun, Muharom tak menguraikan apa hubungan umrah dan pemilu. Ia meyakini pada akhir tahun, peserta umrah akan berangsur naik.
Bendahara Asosiasi Muslim Penyelenggara Umrah dan Haji Republik Indonesia (Amphuri) M Tauhid mengatakan sudah ada 20 ribu jamaah terdaftar. Tahun lalu, jumlahnya bisa mencapai 30 ribu hingga 40 ribu jamaah.
Selain kuota, ia menyatakan penyebab penurunan jumlah jamaah umrah, yakni merebaknya kasus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Corona Viruses (Co-V). Ada sebagian yang memutuskan untuk membatalkan umrah.