REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita diabetes khususnya tipe 2 agar mewaspadai perubahan pola makan memasuki Ramadhan karena dapat menimbulkan risiko komplikasi, di antaranya, rendahnya kadar gula darah (hipoglikemia).
"Bagi pasien diabetes tipe 2 yang berpuasa, panjangnya jeda antara asupan makanan dan pengobatan diabetes tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglikemia," kata Pradana Soewondo, guru besar ilmu penyakit dalam FKUI/RSCM disela peluncuran Program "Ramadhan Diabetes and Me" di Jakarta, Senin (23/6).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Dikatakannya, hipoglikemia terjadi ketika kadar gula dalam darah terlalu rendah untuk mencukupi kebutuhan tubuh.
Jika dibiarkan atau tidak segera diobati, hipoglikemia dapat menyebabkan masalah kesehatan serius termasuk kehilangan kesadaran, kejang-kejang dan membutuhkan perawatan darurat, katanya.
"Untuk mencegah hipoglikemia, dapat berkonsultansi dengan dokter. Ini penting bagi pasien untuk memenuhi rencana pengobatannya sesuai dengan asupan yang diresepkan oleh dokter demi menghindari fluktuasi kadar glukosa darah," ujarnya.
Menurut Pradana, terdapat sebanyak 4,2 persen penderita diabetes tipe 2 di Indonesia. Selain itu, data lain juga menyebutkan Indonesia merupakan negara dengan penderita diabetes paling tinggi se-ASEAN. Karena itu, ia mengatakan bahwa diabetes menjadi penting karena komplikasi yang ditimbulkan. Selain itu, penderita diabetes harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk pengobatannya.
Diabetes juga menyebabkan pengeluaran tidak langsung yang tidak sedikit. Misalnya, karena sering berobat ke rumah sakit maka produktivitas menjadi terganggu. Tidak heran jika hanya 38 persen dari penderita diabetes yang bisa bekerja normal.
"Penyakit seperti stroke bisa menjadi komplikasi dari diabetes. Karena itu, bagi penderita diabetes yang mau berpuasa perlu perhatian khusus. Jangan sampai penderita diabetes masuk perawatan rumah sakit," katanya.
Bagi penderita diabetes dengan hipoglikemia tinggi selama tiga bulan terakhir maka penderita diabetes seperti ini tidak tidak disarankan untuk puasa. "Jika tetap ingin berpuasa, maka ketika gula darah turun bisa buka dan melanjutkan puasa setelah mendapat asupan makanan. Jadi penderita diabetes harus sering mengontrol gula darahnya," kata Pradana.