REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan harga ayam potong di pasar menjelang Ramadhan terindikasi melonjak menjadi Rp 35 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 28 ribu diduga karena dimainkan oleh "broker".
"Semua peternak besar menyatakan harga ayam di pasar naik. Mereka juga sulit mengontrol karena dimainkan 'broker'," kata Komisioner KPPU Sukarmi setelah diskusi tertutup dengan para pelaku usaha komoditas unggas.
KPPU melakukan diskusi dengan unsur pimpinan Charoen Pokphan Indonesia, Japfa Comfeed Indonesia, Malindo Feedmill, dan Sierad Produce. Diskusi tertutup bagi media.
Sukarmi mengatakan berdasarkan temuannya harga ayam potong ukuran kecil (atau dengan berat sekitar 1 kilogram) di tingkat peternak kecil hanya berkisar Rp12 ribu, sedangkan di pasar, harga dengan berat yang sama melonjak menjadi Rp35-40 ribu.
"Keempat perusahaan itu menyatakan hal yang sama. Salah satu contohnya, yang terjadi di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan," ujarnya. "Dari pengamatan kami, yang menikmati di pasar itu 'broker' besar dan kecil, sayangnya bukan peternak kecil kita," tambahnya.
Sukarmi juga menemukan kenaikan harga ayam potong yang tidak adil dan dinikmati oleh peternak kecil terjadi di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Menurut dia, kenaikan harga ayam potong yang tidak adil ini karena panjangnya rantai distribusi ayam potong dari peternak kecil ke konsumen. Rantai distribusi itu berawal dari peternak kecil, kemudian industri, yang langsung ke broker besar, broker kecil, pengepul, lapak, pedagang kecil atau langsung ke konsumen.
"Ada delapan tingkat rantai. Seharusnya ini bisa dipangkas, agar harganya tidak naik dan berbeda jauh dengan harga peternak," tukasnya.
Sukarmi mengatakan, KPPU akan mengundang pihak peternak kecil dan jajaran pemerintah pada Selasa (24/6) terkait untuk membahas masalah kenaikan ini, dan membuat rekomendasinya. Sukarmi memperkuat indikasi temuan kenaikan harga ayam potong, setelah perusahaan besar untuk komoditi unggas tersebut juga menemukan indikasi serupa.
"Charoen Pokphan Indonesia, Japfa Comfeed Indonesia, Malindo Feedmill, dan Sierad Produce yang 'market share' (pangsa pasar) hampir 90 persen juga menemukan hal yang sama," ujar dia.