Ramadhan itu Semangat dan Komitmen

Red: Agung Sasongko

Ahad 22 Jun 2014 19:20 WIB

Semarak Ramadhan Foto: Republika/Wihdan Hidayat Semarak Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID,  Enam tahun yang lalu, Eren Arruna Cervantes memutuskan pindah dari Meksiko ke Alberta, Kanada. Hijrahnya Eren membawa hikmah yang tak pernah terduga.

Keluarga Eren cukup lama meninggalkan Katolik, dan beralih menjadi penganut Atheis. Eren pun demikian. Namun, perpindahan itu membuatnya terbiasa dengan keberagaman agama. "Di Kanada, rasa ingin tahu saya tentang agama sangat besar," kata dia seperti dilansir onislam.net, Ahad (22/6).

Kontak pertama dengan Islam dimulai ketika Eren belajar bahasa Inggris di University of Alberta. Saat itu,, ia bertemu dengan pria asal Saudi. Kesan awal yang didapat Eren cenderung negatif. Ini terjadi, lantaran tragedi 9/11.

Di tahun kedua, perkenalan Eren dengan agama sangat intens. Interaksi itu kian hangat ketika ia memutuskan untuk bersosialisasi dengan komunitas Muslim di Edmonton. Awalnya, ia hanya sekedar mencari informasi yang diperlukan untuk kebutuhan tugas kuliah. Ternyata, ada hal lebih yang didapatnya.

Saat itu, bulan suci Ramadhan tiba. Antusiasme Eren kian membesar. "Ini untuk kali pertama, saya tahu konsep berpuasa," kata dia.

Yang menarik perhatiannya, ada banyak perhatian umat Islam terhadap puasa. Salah satunya, dalam kaitan dengan konsep ketuhanan. "Di bulan ini atmosfer spritualnya begitu luar biasa," kata Eren menyimpullkan.

Beberapa Muslim, kata dia, fokus mempelajari dan menghafal Alquran. Yang lain, merefleksikan diri dengan apa yang dilakukan di masa lalu. "Apapun yang setiap Muslim lakukan memperlihatkan semangat komitmen," kata dia.

Itu sebabnya, Eren memberanikan diri ikut berpuasa. Satu hal berbau agama yang pernah ia lakukan. "Awalnya saya seperti mau mati. Dengan durasi puasa 18-19 jam, saya tidak bisa melakukan apapun kecuali apa yang akan saya makan ketika berbuka," kata dia sembari tersenyum.

Setengah bulan berpuasa, Eren mengaku telah kehilangan bobot mencapai lima pon. Seiring waktu, ia pun mulai menikmati berpuasa.  "Alhamdulillah, saya terhitung sukses menjalani puasa. Saya pun sekilas merasa seperti seorang Muslim," kata da.

Tak lama usai Ramadhan, Eren pun menjadi Muslim. "Saya melihat Ramadhan merupan pembaharuan. Ini merupakan cara Allah membimbing saya. Saya banyak belajar, dimana banyak praktik dalam Ramadhan yang mengarah pada peningkatan hubungan dengan Tuhan," ucap dia.

Terpopuler